Maka tidak heran beberapa tahun belakangan ini banyak pengusaha yang terjun ke dunia sepakbola dan menginvestasikan duitnya.
Kucuran dana besar diberikan dengan membeli para pemain hebat yang tentunya harganya tidak murah.
Gelontoran uang tentu harus diimbangi dengan raihan prestasi yang ingin diraih. Sebagus apapun pelatih jika tidak bisa memberikan gelar tentu bisa diberhentikan di tengah jalan.
mOle Gunnar Solskjaer diangkat sebagai manajer (pelatih) sejak tahun 2018. Namun selama hampir tiga tahun pengabdiannya tidak ada satu tropi pun yang dipersembahkan.
Padahal sudah banyak biaya transfer yang dikeluarkan untuk membeli pemain. Ia termasuk sial karena beberapa kali menuju partai puncak namun kalah di final, seperti saat kalah di final Europe League di tangan Vilareal.
Jika kita menilik ke belakang, para pelatih sebelum Ole (setelah era Alex Ferguson) bisa memberikan trofi dalam eranya yang singkat.Â
David Moyes meraih Community Shield, Louis Van Gaal mendapat Piala FA, sampai Jose Mourinho mempersembahkan tropi Europe League bagi Manchester United.
Ole belum mampu meraih apapun meski ia mendapatkan dukungan dari manajemen termasuk saat ia beberapa kali berada di ujung tanduk.
Ia sebenarnya digadang-gadang menjadi suksesor Sir Alex Ferguson yang tak lain mantan pelatihnya saat masih aktif bermain. Sir Alex juga menjadi orang yang menjadi tameng saat manajemen didesak untuk segera memecat Ole.
Namun kondisi yang benar-benar terpuruk dan belum ada satu pun tropi yang diraih, tampaknya menjadi alasan kuat untuk memberikan surat PHK bagi Ole.
Walaupun sudah berpisah namun klub dan penggemar akan tetap menghormatinya sebagai seorang legenda klub yang pernah mencetak gol ikonik di final Liga Champions tahun 1999 tersebut.