Pada bulan November ini kita memperingati Hari Pahlawan. Dasar dari peringatan ini adalah ketika arek-arek Surabaya dibawah komando pahlawan besar Bung Tomo dengan semangat juang dan gagah berani bertempur melawan pasukan Inggris (Kolonial).
Ini menjadi pertempuran pertama sejak proklamasi kemerdekaan sekaligus pertempuran terbesar sepanjang Revolusi Nasional. Memakan waktu kurang lebih selama tiga minggu dan banyak korban jiwa.
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, kita mengenal para pahlawan yang berjuang sesuai dengan bidangnya. Hingga saat ini banyak pahlawan yang ada di sekitar kita yang punya jasa besar. Dari yang menyedot perhatian khalayak sampai yang dianggap sepele tapi penting.
Pahlawan menurut Kamur Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan sebagai "orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani; hero".
Tentu para pahlawan punya cara yang berbeda-beda dalam berkorban bagi tanah air. Pada era sebelum tahun 1908 atau sebelum abad 20, para pahlawan berjuang melawan Portugis dengan VOC-nya dan Belanda.
Secara garis besar, perjuangan atau perlawanan pada masa itu masih bersifat kedaerahan dan pemimpinnya (yang kemudian banyak menjadi Pahlawan Nasional) sebagian besar merupakan tokoh-tokoh yang kharismatik, bisa seorang bangsawan atau tokoh-tokoh agama.
Di Aceh ada pahlawan Cut Nyak Dien dan Teuku Umar, Imam Bonjol di Sumatera Barat, Sultan Hasanudin dari Makasar, Pattimura dari Maluku, Pangeran Diponegoro dari Jawa, I Gusti Ketut Jelantik dari Bali, Pangeran Antasari dari Banjarmasin, dan lain sebagainya.
Pada awal abad 20 atau masa awal tahun 1908 pahlawan berjuang dalam bidang pergerakan. Mereka mempelopori dan membangkitkan semangat persatuan. Kita mengenal tokoh-tokoh besar seperti Ki Hajar Dewantara, Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker, Sutomo dan tokoh-tokoh lain. Perjuangan mereka dengan mendirikan organisasi perjuangan dan pendidikan seperti Budi Utomo, Taman Siswa, dan Indische Partij.
Berlanjut pada masa perjuangan kemerdekaan, ada pahlawan kemerdekaan nasional. Selain banyak dari jalur medan pertempuran seperti Jenderal Gatot Subroto, Jenderal Sudirman, Bung Tomo; kita juga mengenal mereka yang sangat berjasa di jalur diplomasi. Soekarno, Hatta, Sutan Syahrir, Agus Salim, Mohammad Roem, M. Natsir, Mohammad Yamin merupakan sebagian dari tokoh yang berjuang melalui meja perundingan dan pemerintahan.
Setelah era ini sampai sekarang mulai muncul berbagai sebutan pahlawan. Pasca peristiwa berdarah 30 september 1965, para perwira Angkatan Darat yang terbunuh oleh PKI diberi penghormatan sebagai Pahlawan Revolusi. Pada masa akhir pemerintahan Soeharto, banyak demonstrasi yang menewaskan beberapa mahasiswa. Mereka dikenal dengan Pahlawan Reformasi.
Hingga kini banyak sebutan pahlawan bagi mereka yang dianggap berjasa dan berdedikasi bagi masyarakat dan negara.
Kita pernah dengar berita tentang sosok Mbah Sadiman, pahlawan penghijauan. Sedih melihat kondisi hutan yang gundul karena penebangan liar dan menyebabkan wilayahnya kekurangan air bersih, ia melakukan penghijauan dengan menanami sedikitnya 11 ribu pohon di areal hutan milik Perhutani.
Ia adalah pahlawan bagi masyarakat sekitarnya di Wonogiri karena berkat perjuangannya, sudah tidak terjadi lagi kekeringan.
Seorang dokter bernama dr. Lie Dharmawan membuat banyak orang takjub kala mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) yang sudah lebih dari 10 tahun berlayar. dr. Lie berjasa besar karena rumah sakit dari kapal ini memberikan layanan kesehatan gratis untuk warga miskin yang ada di pelosok terutama di wilayah Indonesia timur.
Salah satunya Maluku yang terdiri dari ribuan pulau membuat jangkauan akses kesehatan sangat terbatas. Ia bagai pahlawan bagi warga miskin di daerah pinggiran.
Pandemi Covid-19 memunculkan pahlawan yaitu para tenaga kesehatan atau nakes. Peran mereka sangat besar sebagai garda terdepan membendung penyebaran virus sekaligus merawat pasien yang terkontaminasi.
Harus siaga penuh dengan pakaian hazmat yang menyiksa bukan perkara mudah. Bahkan banyak sekali dokter maupun perawat yang gugur dalam menjalankan tugasnya karena ikut tertular dari pasien
Beberapa waktu yang lalu kita juga terharu saat pasangan ganda putri bulutangkis Gresya Polii-Apriyani Rahayu meraih medali emas Olimpiade Tokyo beberapa waktu lalu. Mereka bagai pahlawan karena mampu mengharumkan negara dengan mempersembahkan medali emas satu-satunya dalam even olahraga terbesar sejagat tersebut.
Satu pelajaran yang bisa kita petik adalah para pahlawan tersebut untuk mencapai tujuannya melalui berbagai perjuangan yang berat.
Para pejuang kemerdekaan harus bergulat dengan selongsong senapan dan mempertaruhkan nyawanya demi perjuangan kemerdekaan. Tokoh diplomasi harus berpikir keras berunding dengan penjajah dan mencari dukungan internasional.
Tidak jarang mereka harus dibuang oleh pemerintah kolonial di daerah terpencil. Mbah Sadiman berjuang sendirian menanami seluas 100 hektar di tengah komentar miring para tetangganya.
dr. Lie rela berkorban dengan menjual rumahnya untuk membeli kapal bekas dan menyulap menjadi rumah sakit apung. Ia dan tim juga harus berjuang menghadapi gelombang besar di tengah laut bahkan ejekan sebagai "dokter gila" disematkan karena aksinya ini
Para tenaga kesehatan harus siap bersinggungan dengan pasien Covid-19, rentan tertular, dan harus siap mempertaruhkan nyawa. Gresya-Apriyani harus melalui latihan keras sejak dini dan berbagai kegagalan untuk bisa mencapai puncak karirnya.
Selain yang saya sebutkan di atas tentu banyak pahlawan-pahlawan setidaknya bagi kita. Pemadam kebakaran menjadi pahlawan melawan si jago merah. Tukang sampah menjadi pahlawan bagi ibu-ibu komplek yang kesulitan membuang sampah. Pengusaha pahlawan bagi ribuan karyawannya agar asap dapur tetap mengepul. Angkringan dan warung burjo menjadi pahlawan bagi mahasiswa yang kelaparan tengah malam.
Yang pasti siapapun orang yang dianggap pahlawan, tentu karena mempunyai kontribusi yang tidak kecil baik itu bagi bangsa negara, maupun masyarakat luas, maupun orang-orang di sekelilingnya. Namun sekecil apapun kontribusi kita harus tetap menghormati karena untuk bisa seperti mereka butuh motivasi besar, mental kuat dan perjuangan panjang.
Para pahlawan masa kini diatas merupakan sebagian kecil dari para pahlawan yang bisa jadi sebagian besar dari mereka tidak tersorot. Walaupun demikian pastinya banyak yang sudah berjasa besar bagi anda, lingkungan sekitar, masyarakat luas, bahkan bagi bangsa dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H