Mereka lebih rela mendampingi anak -- anak belajar membaca daripada gugling tips menurunkan berat badan.
Mereka lebih memilih membuat teh anget untuk suaminya yang pulang larut malam ketimbang melakukan percobaan membuat jus aneka buah buat diet. Ini semua benar-benar kisah nyata yang tidak disinetronkan.
Kami, secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun, rela memijat kaki, betis dan punggung istri kami yang kelelahan setelah seharian beraktivitas tanpa mengenal jam kantor.
Kami mengerti bahwa cuma ibunya anak-anak saja yang sanggup menanak nasi sambil menggendong bayi. Atau mengepel lantai sambil memastikan si kecil tetap tertidur pulas. Cuma istri yang sanggup menangani berbagai macam pekerjaan dalam satu waktu.
So, (seperti kata Duta Sheila on 7) tak peduli berapapun berat badanmu, kau tetap yang ter-muaach di hati!