Mohon tunggu...
Mohamad Rafi Aziz
Mohamad Rafi Aziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menghindari masalah namun terkadang saya suka memacu adrenalin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbandingan Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Syariah

21 Oktober 2024   01:00 Diperbarui: 21 Oktober 2024   03:14 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan tentang Uang dan Bunga (Riba)

Salah satu perbedaan mendasar adalah pandangan tentang uang. Dalam ekonomi konvensional, uang dianggap sebagai komoditas yang menghasilkan bunga. Sebaliknya, ekonomi Islam melarang riba, menjadikan uang sebagai alat tukar yang tidak menghasilkan bunga. Sistem keuangan syariah menerapkan model bagi hasil yang mendistribusikan risiko dan keuntungan secara adil.

Pengambilan Keputusan Ekonomi

Pengambilan keputusan dalam ekonomi konvensional didasarkan pada rasionalitas individu, sedangkan dalam ekonomi Islam, keputusan ekonomi diharapkan mempertimbangkan aspek moral dan etika. Individu diharapkan bertindak adil dan jujur, serta menghindari praktik yang merugikan orang lain.

Peran Pemerintah

Peran pemerintah dalam ekonomi konvensional bervariasi, tergantung pada pendekatan yang diambil, apakah itu pasar bebas atau intervensi aktif. Dalam ekonomi Islam, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan distribusi kekayaan yang adil melalui zakat dan infak, berfokus pada keadilan sosial.

Kesimpulan

Kedua sistem ekonomi, konvensional dan Islam, memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing. Ekonomi konvensional unggul dalam efisiensi dan inovasi, sementara ekonomi Islam menonjol dalam mempromosikan etika dan keadilan sosial. 

Menggabungkan elemen terbaik dari kedua sistem ini dapat menjadi langkah menuju kerangka ekonomi global yang lebih adil dan berkelanjutan. Meskipun penerapan ekonomi Islam masih terbatas di banyak negara, terutama di luar dunia Muslim, potensi sistem ini sebagai alternatif yang lebih stabil dan berkelanjutan semakin diakui

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun