Pada hari Senin, 20 Oktober 2024 didalam kelas Ekonomi dan Bisnis Syariah, Program Studi Pendidikan Bisnis, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia mengadakan presentasi materi dengan judul "Perbandingan Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Syariah".Â
Kami beranggotakan Christanto Peris Sirait, Florencia Salimwijaya, Mohamad Rafi Aziz, Wini Riyani, Zaki Maula Hikam dengan diampu oleh Asep Ridwan Lubis, MBA selaku dosen. Berikut materi yang kami sajikan.
Ekonomi konvensional dan ekonomi Islam merupakan dua sistem ekonomi yang berkembang secara signifikan di seluruh dunia. Keduanya memiliki tujuan serupa, yaitu mencapai kesejahteraan, namun pendekatan dan prinsip dasarnya berbeda. Ekonomi konvensional berlandaskan rasionalitas, materialisme, dan pasar bebas, sedangkan ekonomi Islam didirikan atas nilai-nilai keadilan, keseimbangan, dan larangan riba.
 Artikel ini bertujuan untuk membandingkan kedua sistem ini melalui analisis literatur mengenai prinsip dasar, mekanisme operasional, serta dampaknya terhadap masyarakat dan pembangunan ekonomi.
Paradigma Dasar
Ekonomi konvensional menekankan pada individualisme dan maksimisasi keuntungan. Dalam sistem ini, pasar dipandang sebagai mekanisme efisien untuk alokasi sumber daya. Sebaliknya, ekonomi Islam berfokus pada kesejahteraan kolektif dan moralitas, dengan larangan riba sebagai salah satu prinsip utamanya. Sistem ekonomi ini mengedepankan keseimbangan antara dunia dan akhirat, menganggap aktivitas ekonomi sebagai sarana mencapai kesejahteraan sosial.
Sejarah Ekonomi
Ekonomi konvensional mulai berkembang pada abad ke-18, dengan tokoh seperti Adam Smith yang merumuskan teori pasar bebas. Dalam konteks ini, kapitalisme menjadi dominan, sementara ekonomi Islam memiliki akar yang jauh lebih tua, berlandaskan ajaran Nabi Muhammad SAW.Â
Prinsip-prinsip ekonomi Islam mencakup keadilan sosial dan distribusi kekayaan melalui mekanisme seperti zakat.
Tujuan Ekonomi
Tujuan ekonomi konvensional adalah memaksimalkan kesejahteraan individu melalui efisiensi dan pertumbuhan ekonomi. Dalam ekonomi Islam, tujuan utamanya adalah mencapai "falah", yaitu kesejahteraan yang inklusif, mencakup kehidupan dunia dan akhirat, serta distribusi kekayaan yang adil.