“terima kasih, ternyata masih ada saja orang yang mau menganggap saya sebagai saudara, terus memangnya panjenengan punya salah sama saya apa?, sepertinya gak ada”.
“saya pernah pinjam uang kepada pak kaji, itu sudah sangat lama, dan hari ini uang akan saya kembalikan, mohon untuk diterima”. Sambil berkata ayah menyodorkan amplop kepada kaji Dahlan.
“oh begitu ya, wah saya sampai gak inget kalau ente punya hutang ke saya”.
“maka dari itu saya merasa bersalah karena sudah lalai memenuhi kewajibanku membayar hutang”.
“ ah.. gak apa-apa, ini saya terima jadi syah pak Casmadi tidak lagi memilki sangkutpaut dengan saya, tetapi saya ada permintaan.”
“apa itu pak kaji?” Tanya ayah penasaran
“apakah pak Casmadi mau membantu saya mencarikan pahala buat saya?” Kaji Dahlan malah balik bertanya kepada ayah.
“mau, terus dengan cara apa?” Tanya ayah semakin penasaran.
“tolong terima uang ini buat panjenengan, mudah mudahan menjadi pahala buat saya, kalau pak Casmadi menerima uang ini berarti telah menolong mencarikan pahala buat saya”. Jawab pak kaji Dahlan sambil menyodorkan kembali amplop ayah yang baru saja diterima pak kaji Dahlan.
Tanpa bisa menolak ayah pun menerima kembali amlpop tersebut sambil menetes air mata beliau berujar, “terima kasih pak kaji sungguh mulia akhlakmu, tapi hutang saya tetap syah kan pak kaji? Tanya ayahku penuh ragu.
Dengan senyum ramah beliau berkata, “syah!”