Sebetulnya takjil itu hanya diperuntukkan para jamaah dewasa (orang tua) yang mau beristirahat sejenak di Masjid setelah acara salat tarawih selesai. Anak-anak tidak dapat jatah takjil. Sebagai pelengkap hidangan takjil yaitu minuman teh manis kental yang masih panas. Minuman itu dituang di cangkir keramik warna putih yang bergagang.Â
Mereka duduk melingkar bersandar di tembok Masjid. Takjil di tata di piring keramik. Slepen isi tembakau di buka. Klembak, menyan, cengkeh paduan nikmat untuk sebatang rokok tengwe. Asap mengepul di antara ramah ceria percakapan para jamaah, diselingi suara "Srubbbbbt" orang minum teh panas. Kadang juga terdengar suara decakan mulut saat menguyah makanan.Â
Itu saja kenangan masa kecil saat Ramadan yang kali ini aku bagikan ke pembaca semoga bisa menambah wawasan pengalaman. Karena zaman berputar, maka kisah dari satu tahun ke tahun berikutnya juga berbeda.Â
Bagaimana kisah Anda? Mungkin lebih seru dan mengasyikan.
Sekian dan selamat menunaikan ibadah puasa aku ucapkan untuk saudaraku umat Islam semoga doa dan harapan kita di tahun ini terkabulkan. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H