Mohon tunggu...
mohamad bajuri
mohamad bajuri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru bloger

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sesobek Harapan Kardus

12 Juni 2022   22:02 Diperbarui: 13 Juni 2022   00:25 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesobek Harapan Kardus

Oleh Mohamad Bajuri

Mata nanar beredar

Mengaduk aduk sisi jalan

Tong sampah yang disasar

Kantong plastik hitam pun tak luput jadi incaran

Bersenjatakan tekad hidup mesti bertahan

Picingan mata orang bukan sandungan

Malu sudah lama ditinggalkan

Hanya satu, wajah keluargaku harus berukir senyuman

Kantong lusuh setia digendongan

Kait besi memandu mengais rizki insan

Berharap menemukan sesuatu yang bisa dimasukan

Sesobek harapan kardus pun melegakan

Bau harum sampah sudah menyatu dalam lakon kehidupan

Panas terik jalanan hanya cerita harian

Lebih terik bila keluarga tak makan

Lagi sedih kala kantong tak berisi seharian

Aku bangga padamu

Karna surga mesti dibeli dengan laku

Orang berdasi belum tentu mampu membeli surgamu

Walau uang miliaran menumpuk di saku

Kebumen, 12 Juni 2022

Dibalik kisah.

Pagi ini aku pergi ke alun-alun Kebumen untuk melakukan olahraga sekaligus jalan-jalan. Aku ditemani istri dan anak bontotku. Kami memakai kaos, trining dan sepatu tentunya. Dengan mengendarai sepeda motor dua puluh menitan sampailah aku di sana.

Suasana alun-alun pagi ini sangat ramai. Banyak orang ramai memadati alun-alun. Dari anak-anak, remaja hingga manula juga ada di sana. Mereka pergi ke alun-alun tentunya memiliki tujuan masing-masing. Ada yang hanya sekedar mencari sarapan. ada yang ingin berolahraga bersama kawan-kawan. Ada juga yang datang ke sana memiliki tujuan untuk berjualan.

Aku sendiri memiliki rencana untuk olahraga lari mengelilingi alun-alun. Setelah selesai olahraga larinya dilanjutkan dengan sarapan. 

Ternyata rencana tidak sesuai dengan kenyataan. Baru saja lari putaran pertama anak bontotku sudah mengeluh lapar. Perutnya terasa sakit. Ibunya membujuk untuk menahan rasa lapar sampai menunggu olahraga selesai. Namun anakku tak kuasa menahan rasa laparnya. Akhirnya kami berhenti memilih untuk membeli makanan.

Istriku menanyakan kepada anakku ingin makan apa untuk sarapan. Katanya ingin makan sate. Setelah berjalan beberapa saat jatuhlah pilihan pada sate Ambal.  Istri dan anakku akhirnya sarapan di tempat penjual sate.

Sementara aku melanjutkan olahraga lari-lari kecil. Ketika sedang lari aku melihat orang laki-laki  yang sedang mengais-ngais tong sampah sambil membawa kantong bekas beras . Sambil lari aku abadikan moment itu dengan gawai yang kukantongi di celana trining. Dan moment ini kuabadikan lewat puisi. 

Begitu ceritanya. Semoga sahabat berkenan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun