Kebumen, 12 Juni 2022
Dibalik kisah.
Pagi ini aku pergi ke alun-alun Kebumen untuk melakukan olahraga sekaligus jalan-jalan. Aku ditemani istri dan anak bontotku. Kami memakai kaos, trining dan sepatu tentunya. Dengan mengendarai sepeda motor dua puluh menitan sampailah aku di sana.
Suasana alun-alun pagi ini sangat ramai. Banyak orang ramai memadati alun-alun. Dari anak-anak, remaja hingga manula juga ada di sana. Mereka pergi ke alun-alun tentunya memiliki tujuan masing-masing. Ada yang hanya sekedar mencari sarapan. ada yang ingin berolahraga bersama kawan-kawan. Ada juga yang datang ke sana memiliki tujuan untuk berjualan.
Aku sendiri memiliki rencana untuk olahraga lari mengelilingi alun-alun. Setelah selesai olahraga larinya dilanjutkan dengan sarapan.Â
Ternyata rencana tidak sesuai dengan kenyataan. Baru saja lari putaran pertama anak bontotku sudah mengeluh lapar. Perutnya terasa sakit. Ibunya membujuk untuk menahan rasa lapar sampai menunggu olahraga selesai. Namun anakku tak kuasa menahan rasa laparnya. Akhirnya kami berhenti memilih untuk membeli makanan.
Istriku menanyakan kepada anakku ingin makan apa untuk sarapan. Katanya ingin makan sate. Setelah berjalan beberapa saat jatuhlah pilihan pada sate Ambal. Â Istri dan anakku akhirnya sarapan di tempat penjual sate.
Sementara aku melanjutkan olahraga lari-lari kecil. Ketika sedang lari aku melihat orang laki-laki  yang sedang mengais-ngais tong sampah sambil membawa kantong bekas beras . Sambil lari aku abadikan moment itu dengan gawai yang kukantongi di celana trining. Dan moment ini kuabadikan lewat puisi.Â
Begitu ceritanya. Semoga sahabat berkenan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H