Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Fobia Sosial, Social Anxiety Disorder yang Menyebalkan

26 Oktober 2024   10:18 Diperbarui: 28 Oktober 2024   11:23 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya, fobia lebih dari sekadar rasa takut sebagai respon seseorang terhadap bahaya. Fobia adalah gangguan emosional dalam bentuk rasa takut yang bersifat permanen.

Saya, fobia sosial?

Sejauh ini saya tidak pernah berkunjung kepada psikiater atau psikolog untuk berkonsultasi tentang ketakutan itu. Namun, setidaknya saya menyadari bahwa ketakutan yang saya rasakan sejauh ini cenderung berlebihan. Saya hampir selalu dihantui rasa takut pada situasi baru dan melibatkan orang baru.

Dengan mengacu kepada beberapa sumber pustaka, saya "curiga" bahwa selama ini saya mengalami gangguan emosi yang dikenal dengan fobia sosial. 

Semua gejala emosional itu mengarahkan saya pada dugaan bahwa saya seorang pengidap fobia sosial. Paula Diaz, (dalam diariofemenino.com) menulis, fobia sosial ditandai dengan ciri kepribadian yang membuat seseorang lebih sulit untuk berteman, menimbulkan kegugupan tertentu ketika mengekspresikan diri di depan orang lain. 

Hambatan besar seorang pengidap fobia sosial adalah membangun hubungan sosial. Paula menghubungkan fobia sosial dengan sifat pemalu. Seorang pemalu biasanya pendiam, karena mereka lebih suka menyimpan pendapatnya sendiri karena takut menjadi sasaran justifikasi negatif orang lain, takut diadili. 

Rasa malu merupakan sumber rasa takut. Secara psikologis, keduanya memiliki fungsi dasar mengontrol perilaku seseorang. Dapat dibayangkan jika seseorang tidak memiliki rasa malu atau tebal muka. Artinya, dalam batas tertentu rasa malu itu diperlukan agar seseorang tidak menjadi pribadi yang malu-maluin.

Ciri utama rasa malu adalah hambatan sosial, sesuatu yang juga dapat ditemukan pada fobia sosial, tetapi sangat menonjol. Perbedaan keduanya adalah perbedaan derajat. Meskipun sebagian besar kasus rasa malu dapat diatasi dengan upaya sendiri, fobia sosial memerlukan perawatan medis.

Seandainya saya pernah berkunjung kepada seorang psikiater mungkin saja saya digolongkan sebagai seorang fobia sosial. Dengan mengutip dari laman Better Health Chanel, sosial fobia yang--juga dikenal dengan social anxiety disorder (SAD)--ditandai dengan takut berbicara kepada sekelompok besar orang, ragu menyuarakan pendapat, berbicara dengan seseorang yang memiliki senioritas atau wewenang, diawasi saat melakukan sesuatu, seperti makan, menandatangani surat atau berbicara di telepon. 

Saya merasakan dengan sangat jelas indikator-indikator fobia sosial tersebut. Saya acapkali merasa tidak nyaman ketika menjadi perhatian orang. Ada serangan rasa canggung ketika mata cantik customer service yang melihat saya mengisi identitas di bank. 

Saat mengikuti pelatihan tangan saya bergetar ketika panitia meminta saya membubuhkan tanda tangan pada daftar hadir atau bukti penerimaan uang saku di akhir kegiatan. Lebih-lebih ketika saya diminta untuk berbicara di hadapan peserta lainnya. Berbagai bentuk ketidaknyamanan itu sangat mungkin saya memang termasuk kelompok pengidap fobia sosial.

Melepaskan diri Fobia Sosial

Berbagai sumber menyebutkan bahwa fobia sosial disebabkan oleh faktor genetik, struktur otak, pengalaman traumatis, sampai pola asuh. Satu hal yang jelas bahwa fobia sosial berpotensi melumpuhkan kehidupan sosial seseorang. Terlepas dari penyebabnya, saya lebih suka membahas hal penting yang berhubungan dengan upaya untuk mengatasi fobia tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun