Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rumah Adat Desa Beleq, Sembalun Lawang, Bukti Sejarah Abad Ke-13

24 September 2024   22:41 Diperbarui: 25 September 2024   06:36 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Erupsi Gunung Samalas atau sekarang disebut dengan Gunung Rinjani, diduga merupakan letusan terbesar di dunia yang pernah terjadi dalam 7.000 tahun terakhir. Skala letusan Gunung Rinjani saat itu hampir sama dengan letusan Gunung Tambora 1815 dan Gunung Krakatau 1883. Dua gunung ini konon pasca erupsinya bahkan telah memicu tsunami. (theconversation.com).

Pasca erupsi kerinduan tujuh kepala keluarga mendorong mereka kembali ke Sembalun untuk mulai kehidupan baru. Ketika kondisi dirasakan sudah aman, mereka mulai menata kehidupan dan membangun kembali rumah yang telah porak poranda akibat letusan Gunung Rinjani. 

Lokasi pembangunan tujuh rumah itu kini dinamakan Desa Beleq, yang berarti Desa Besar, atau Desa Induk. Mereka dipercaya sebagai nenek moyang penduduk Sembalun. (sumber radarlombok.co.id)

Kembalinya 7 keluarga itu ke Sembalun dianggap sebagai episode kedua sejarah masyarakat Sembalun dengan Desa Beleq sebagai cikal bakalnya. Episode pertama merupakan masa sebelum erupsi Samalas.

Desa Beleq tidaklah mengacu pada pemerintahan desa secara administratif tetapi sebagai desa adat semata. Secara administratif Desa Beleq menjadi bagian dari wilayah Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.

Rumah adat Desa Beleq sama dengan rumah adat pada umumnya yang ada di Lombok. Konstruksi bangunannya terbuat dari bahan alam. Hanya saja rumah adat Desa Blek memiliki lantai yang lebih tinggi hingga mencapai 1 meter. Ini bertujuan untuk menghindari masuknya binatang buas masuk ke dalam rumah. Untuk masuk ke dalam rumah setiap rumah memiliki tangga tepat di depan pintu yang juga terbuat dari tanah liat.

Semua rumah adat itu dibangun menghadap utara. Hal ini memungkinkan sinar matahari pagi dan sore hari dapat menyelinap melalui celah yang ada di dindingnya.

Bahan lantainya juga dibuat dengan adukan tanah liat. Sebagaimana kebiasaan masyarakat Sasak masa lampau, permukaan lantai rumah dilumuri dengan kotoran sapi yang diyakini bermanfaat untuk mencegah masuknya nyamuk dan serangga lain.

Tiang rumah adat menggunakan empat buah balok kayu yang berfungsi sebagai penopang. Dinding rumah adat terbuat dari anyaman bambu. Atap rumah adat itu berbentuk limas. Rangka atap dibuat dengan bahan bambu dan ilalang sebagai pelindung.

Bagian depan rumah terdapat semacam teras dengan lantai yang lebih rendah daripada lantai utama rumah adat. Teras dan ruangan rumah dihubungkan dengan empat anak tangga. 

Di area itu juga sebenarnya terdapat bangunan lumbung. Dapat dipastikan bahwa lumbung itu berfungsi sebagai tempat menyimpan berbagai hasil pertanian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun