Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kacamata untuk Sifa, Kelainan Mata Ekstrem

20 Agustus 2024   16:48 Diperbarui: 20 Agustus 2024   19:59 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kacamata (sumber Shutterstock via Kompas) 

Tahapan berikutnya, petugas meminta Sifa duduk di sebuah kursi. Dengan mengenakan kacamata peraga, Sifa diperlihatkan beberapa gambar dan huruf snellen. Sifa diminta menyebutkan nama obyek yang dilihatnya. Beberapa kali lensa kacamata itu diganti sampai Sifa benar-benar merasa nyaman dan melihat dengan jelas objek yang diperlihatkan. Sifa juga diminta berjalan sambil mengenakan kacamata. 

“Adik pusing waktu jalan?” tanya petugas itu ramah.

Sifa menggeleng. Saya jadi ingat saat-saat awal mengenakan kacamata kepala saya agak pusing. Rupanya berjalan sambil mengenakan kacamata bertujuan untuk mengetahui rasa pusing yang mungkin ditimbulkan oleh pemakaian kacamata. 

Sebagai orang awam, saya menduga pemeriksaan dengan melihat kartu snellen bertujuan untuk menganalisis seberapa jelas mata dapat melihat mengenali suatu objek. 

Ada senyum di wajah Sifa saat melihat dengan jelas gambar yang ditunjukkan. Ada harapan pada tatapan mata kecil itu bahwa realitas dan dunia akan menjadi lebih jelas. 

Hasil pemeriksaan itu menunjukkan tingkat kelainan silindrisnys mencapai angka 7, dengan minus sampai 12. 

Dokter spesialis mata geleng-geleng melihat hasil pemeriksaan itu. Anak sekecil itu sudah mengalami masalah penglihatan yang begitu berat. Menurut dokter, mata dengan silindris 4 ke atas termasuk kelainan ekstrem. 

Tidak bertanya lebih jauh tentang kelainan silindris, saya mencoba googling. Berdasarkan beberapa sumber, mata silindris dalam istilah medis disebut juga astigmatisme. Istilah tersebut mengacu pada kondisi mata yang mengalami penglihatan kabur dan berbayang karena bentuk kornea atau lensa mata tidak cembung sempurna.

Dengan kelainan mata itu, dokter merekomendasikan kepada Sifa untuk menggunakan kacamata. Saya diarahkan untuk membawa Sifa ke salah toko optik yang bekerja sama dengan BPJS dalam pengadaan kacamata. 

Sambil pulang kami singgah di toko optik yang ditunjuk. Memasuki toko optik, saya menyerahkan dokumen tentang kelainan mata yang dialami Sifa. Membaca hasil pemeriksaan dokter, pihak optik mengaku tidak memiliki lensa yang cocok dengan kelainan mata yang dialami Sifa. Karena itu, saya diminta membawa Sifa ke sebuah toko optik lain yang memiliki jenis lensa yang dibutuhkan serta menerima layanan BPJS. 

Hari sudah siang. Sifa mulai mengeluh karena lapar. Sambil menuju toko optik yang dimaksud, saya membawa Sifa singgah ke sebuah warung untuk mengatasi keluhan sifa atas nama perut. Ternyata toko optik itu berada di seberang jalan. Keluar dari warung kami menyeberang jalan menuju toko optik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun