Namun demikian, secara teori, saya sedikit yakin bahwa saya dan teman-teman di sekolah memiliki pemahaman (walaupun belum memadai) tentang konsep kurikulum merdeka.
Kedua, saya tidak begitu yakin dengan kemampuan saya untuk memberikan pendampingan terhadap sekolah imbas, terutama karena saya merasa lemah dalam keterampilan komunikasi.
Melalui IHT saya mencoba mengatasi kedua hambatan itu. Pelaksanaan IHT setidaknya dapat menjadi ruang untuk belajar dan berlatih menjadi pendamping dalam Pembelajaran Orang Dewasa (POD) sebagai bekal untuk menghadapi kegiatan pengimbasan.
Berhadapan dengan audiens (pembelajar) orang dewasa dalam kegiatan pengimbasan tentu berbeda dengan pembelajaran formal yang berhadapan dengan anak-anak yang masih pada fase usia sekolah. Diperlukan pemahaman pendekatan POD--dalam istilah umum disebut dengan andragogi--untuk melakukan pengimbasan.
Dikutip dari materi IHT, panduan coaching, mentoring, dan fasilitasi secara teori memiliki karakteristik yang berbeda dengan gaya belajar anak-anak.
1. Orang dewasa belajar 65 % dengan melihat dan mendengar, 80% dengan melihat, mendengar, dan melakukan.
Karakteristik POD lebih efektif jika melibatkan berbagai aktivitas (melihat, mendengar, dan melakukan). Teori ini mengandaikan bahwa pendekatan pembelajaran yang diperlukan orang dewasa lebih tepat menggunakan multi metode. Gaya belajar orang dewasa akan lebih berkualitas ketika mereka diberikan kesempatan untuk mendengar, melihat, dan melakukan.
Dalam pelaksanaan IHT, peserta menunjukkan sikap belajar yang lebih bersemangat ketika mereka diberikan kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan ide dan pengalaman melalui proses diskusi dan tanya jawab.
Lebih dari sekadar melihat dan mendengar, saat peserta IHT harus melibatkan kerja kinestetik (melakukan sesuatu) antusiasme itu makin maksimal. Beberapa materi yang membutuhkan latihan dan simulasi membuat peserta lebih aktif. Saat peserta menyelesaikan tugas, melakukan simulasi, atau mempresentasikan hasil kerjanya mereka menunjukkan keterlibatan yang lebih utuh.
Suasana IHT menunjukkan bahwa POD dengan metode yang melibatkan lebih banyak indera dan aktivitas fisik dapat berpengaruh kepada keterlibatan, pemahaman, dan retensi informasi yang lebih baik bagi peserta.
2. Orang dewasa membawa banyak pengalaman hidup dan pengetahuan dalam pelatihan
"Pengalaman adalah guru terbaik." kalimat ini merupakan ungkapan klasik yang sangat populer. Hari pertama IHT, materi diawali dengan refleksi dan berbagi praktek baik. Materi dimulai dengan refleksi terhadap satu atau lebih pengalaman pembelajaran di kelas masing-masing. Peserta diminta menjawab pertanyaan reflektif yang berhubungan dengan kegiatan paling menarik yang pernah dilakukan dalam pembelajaran, kelebihan dan kekurangan kegiatan yang dilakukan, tantangan dan hambatan yang dihadapi, dan cara mengatasi kesulitan tersebut.
Setiap peserta menuliskan jawabannya pada kertas sticky note dan menempelnya pada kertas plano yang telah disiapkan. Beberapa peserta diminta menjelaskan kembali jawaban itu dan didiskusikan bersama peserta lain.