Sebagai incumbent, Halil tentu memiliki bekal kinerja yang telah ditunjukkan kepada masyarakat. Ini mendorong Halil untuk mencalonkan diri kembali sebagai senator pada periode 2024-2029. Ibnu Halil rupanya memiliki keyakinan bahwa dia telah menunjukkan kinerja yang baik. Dengan keyakinan itu Ibnu Halil berhasil meraup suara yang menembus angka 246.284 suara (11,35%). Halil, calon DPD yang berada pada nomor 4 dalam surat suara, memperoleh suara tertinggi dari 24 calon DPD RI wilayah NTB. (Sumber Info Pemilu, Update 04 Maret 2024)
Tidak hanya kinerja, salah satu cara yang kerap ditempuh para calon untuk menarik perhatian pemilih adalah gaya berfoto atau penampilan dalam gambar pada alat kampanye dan surat suara. Bagaimanapun penampilan tetap menjadi salah satu daya tarik seorang caleg walaupun tidak terlalu signifikan.
Rupanya Halil juga mencoba membangun citra dengan memanfaatkan aspek penampilan untuk menarik perhatian pemilih. Jika Komeng menggunakan foto lucunya, Halil memilih foto dengan menggunakan sorban putih yang dililit di kepalanya. Ini merupakan simbol ulama. Foto itulah yang digunakan Halil pada alat kampanye dan surat suara. Bisa jadi ini menjadi salah satu faktor pendukung atas keberhasilan Halil mengingat sikap masyarakat Sasak yang memiliki rasa hormat dan kepercayaan kepada ulama.
2. EVI APITA MAYA
Namanya terdaftar dalam surat suara pada nomor urut 3. Calon DPD RI NTB ini memiliki nama lengkap Hajjah Evi Apita Maya, SH, M.Kn. Karir politik Evi Apita tergolong cukup panjang. Dia mulai terlibat dalam kegiatan politik praktis sejak tahun 1998. Perempuan kelahiran Sumatera Selatan itu tercatat pernah bergabung dengan Partai Amanat Nasional dan partai Hanura. Melalui dua partai itu Evi sempat mengikuti kontestasi caleg DPRD NTB pada tahun 2009 dan 2014.
Rupanya Evi memiliki mental pejuang. Tahun 2019, perempuan memilih jalan yang berbeda untuk mewujudkan ambisi politiknya. Dia mencalonkan diri melalui DPD RI wilayah NTB dan berhasil mendapat kepercayaan rakyat sebagai senator dalam periode 2019-2024.
Pengalaman sebagai senator membuat Evi percaya diri untuk mengulang kontestasi dalam pemilu 2024. Sebagai incumbent Evi tentu saja merasa bahwa masyarakat masih menaruh kepercayaan besar di pundaknya. Hasilnya, sebagaimana dilansir dari Info Pemilu, sampai 04 Maret 2024 perolehan suara Evi menempati urutan kedua. Dia berada di bawah suara perolehan Ibnu Halil dengan perolehan suara sebesar 10.79% atau 234.138 suara.
Saya tidak memiliki sumber yang cukup untuk menuliskan riwayat hidup Evi Apita yang membawanya sampai ke Nusa Tenggara Barat. Dilansir dari sebuah sumber Evi memiliki latar belakang pendidikan S2 yang diperoleh dari Universitas Negeri Mataram.
Evi Apita juga berprofesi sebagai seorang notaris. Di sela-sela kesibukannya, caleg ini juga aktif dalam berbagai berkegiatan sosial, budaya, dan pemberdayaan pemuda. Kegiatan-kegiatan itu mendorong Evi perlu mengembangkan jaringannya melalui jalur politik.
Ada kasus unik yang pernah menerpa Evi Apita. Dia pernah mengalami gugatan ke Mahkamah Konstitusi pada tahun 2019 karena memasang foto yang terlalu cantik pada alat kampanye. Namun Ketua Majelis Konstitisi menolak gugatan tersebut karena dinyatakan tidak beralasan menurut hukum.
Di samping modal sebagai incumbent, Evi Apita memiliki jaringan yang cukup luas melalui keterlibatannya pada berbagai organisasi antara lain, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia, Kadin Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, dan Himpunan Mahasiswa Islam.
3. RIFKI FARABI
Rifki Farabi merupakan salah satu calon DPD RI yang berpeluang lolos ke senayan berdasarkan perolehan suaranya. Rifki mermasuk pendatang baru di dunia politik.