Salah satu kelompok legislatif yang diberikan kesempatan untuk duduk di Senayan sejak pemilihan umum 2004, yaitu, Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Kehadiran DPD di legislasi tingkat pusat dipandang perlu sebagai lembaga yang dapat mewakili kepentingan-kepentingan daerah. Anggota DPD yang sebelumnya dikenal sebagai Fraksi Utusan Daerah memiliki fungsi menjaga keseimbangan antara pusat dengan daerah secara adil dan serasi.
Pemikiran mendasar pembentukan DPD RI dipicu oleh keinginan publik yang berharap adanya perwakilan daerah yang mengakomodasi aspirasi dan kepentingan daerah. Hal ini dipandang penting agar rakyat di daerah melalui perwakilannya memiliki peran yang lebih besar dalam proses pengambilan keputusan politik yang berhubungan langsung dengan kepentingan daerah.
Keinginan tersebut dilatarbelakangi oleh adanya kebijakan pengambilan keputusan yang bersifat sentralistik di masa lalu. Kebijakan sentralistik dipercaya menjadi penyebab kesenjangan dan rasa ketidakadilan antara pusat dan daerah sehingga berpotensi mengancam keutuhan wilayah negara dan persatuan nasional.
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (disingkat DPD RI atau DPD), sebelum 2004 dikenal dengan Fraksi Utusan Daerah (FUD). Sebelum amandemen UUD 1945, FUD merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Anggota FUD merupakan perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum serta merupakan majelis tinggi dalam lembaga legislatif.
Di Provinsi NTB calon DPD RI yang mengikuti pemilihan umum pada tahun 2024 terdiri dari 24 orang. 4 di antara mereka merupakan incumbent 'petahana'. Calon anggota DPD itu telah berkompetisi merebut suara masyarakat Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari 3.918.291 pemilih (sumber kpu.go.id).
Dalam proses persaingan melalui kampanye sampai pemungutan suara pada 14 Februari 2024, 4 orang dengan perolehan suara tertinggi berpeluang melenggang ke senayan. Mereka adalah, Ibnu Halil, Evi Apita Maya., Muhamad Rifki Farabi, dan Mirah Midadan Fahmid.
1. IBNU HALIL
Nama lengkapnya Tuan Guru Haji Ibnu Halil, S.Ag., M.PdI. Caleg DPD RI ini merupakan salah satu caleg dari 24 nama caleg dapil NTB yang mengikuti kontestasi pemilihan umum tahun 2024. Ibnu Halil merupakan salah satu calon petahana atau incumbent. Dia berhasil mengantongi suara yang membawanya menjadi anggota DPD RI periode 2019-2024.
Dikutip dari berbagai sumber, Ibnu Halil memiliki latar belakang sebagai pendidik. Pria kelahiran 1976 itu mulai karir sebagai guru di sebuah madrasah aliyah milik sebuah yayasan di Lombok Tengah. Dalam perjalanan waktu Ibnu Halil juga menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi di NTB. Sebuah sumber menyebutkan bahwa calon DPD incumbent ini juga pernah menjadi dosen perguruan tinggi negeri setempat. Di samping mengajar, Halil juga aktif dalam sejumlah organisasi dengan jabatan cukup strategis.
Rupanya semua potensi itu menjadi modal utama Ibnu Halil yang memungkinnya melenggang ke Senayan sebagai anggota DPD RI pada periode 2019-2024.
Sebagai incumbent, Halil tentu memiliki bekal kinerja yang telah ditunjukkan kepada masyarakat. Ini mendorong Halil untuk mencalonkan diri kembali sebagai senator pada periode 2024-2029. Ibnu Halil rupanya memiliki keyakinan bahwa dia telah menunjukkan kinerja yang baik. Dengan keyakinan itu Ibnu Halil berhasil meraup suara yang menembus angka 246.284 suara (11,35%). Halil, calon DPD yang berada pada nomor 4 dalam surat suara, memperoleh suara tertinggi dari 24 calon DPD RI wilayah NTB. (Sumber Info Pemilu, Update 04 Maret 2024)
Tidak hanya kinerja, salah satu cara yang kerap ditempuh para calon untuk menarik perhatian pemilih adalah gaya berfoto atau penampilan dalam gambar pada alat kampanye dan surat suara. Bagaimanapun penampilan tetap menjadi salah satu daya tarik seorang caleg walaupun tidak terlalu signifikan.
Rupanya Halil juga mencoba membangun citra dengan memanfaatkan aspek penampilan untuk menarik perhatian pemilih. Jika Komeng menggunakan foto lucunya, Halil memilih foto dengan menggunakan sorban putih yang dililit di kepalanya. Ini merupakan simbol ulama. Foto itulah yang digunakan Halil pada alat kampanye dan surat suara. Bisa jadi ini menjadi salah satu faktor pendukung atas keberhasilan Halil mengingat sikap masyarakat Sasak yang memiliki rasa hormat dan kepercayaan kepada ulama.
2. EVI APITA MAYA
Namanya terdaftar dalam surat suara pada nomor urut 3. Calon DPD RI NTB ini memiliki nama lengkap Hajjah Evi Apita Maya, SH, M.Kn. Karir politik Evi Apita tergolong cukup panjang. Dia mulai terlibat dalam kegiatan politik praktis sejak tahun 1998. Perempuan kelahiran Sumatera Selatan itu tercatat pernah bergabung dengan Partai Amanat Nasional dan partai Hanura. Melalui dua partai itu Evi sempat mengikuti kontestasi caleg DPRD NTB pada tahun 2009 dan 2014.
Rupanya Evi memiliki mental pejuang. Tahun 2019, perempuan memilih jalan yang berbeda untuk mewujudkan ambisi politiknya. Dia mencalonkan diri melalui DPD RI wilayah NTB dan berhasil mendapat kepercayaan rakyat sebagai senator dalam periode 2019-2024.
Pengalaman sebagai senator membuat Evi percaya diri untuk mengulang kontestasi dalam pemilu 2024. Sebagai incumbent Evi tentu saja merasa bahwa masyarakat masih menaruh kepercayaan besar di pundaknya. Hasilnya, sebagaimana dilansir dari Info Pemilu, sampai 04 Maret 2024 perolehan suara Evi menempati urutan kedua. Dia berada di bawah suara perolehan Ibnu Halil dengan perolehan suara sebesar 10.79% atau 234.138 suara.
Saya tidak memiliki sumber yang cukup untuk menuliskan riwayat hidup Evi Apita yang membawanya sampai ke Nusa Tenggara Barat. Dilansir dari sebuah sumber Evi memiliki latar belakang pendidikan S2 yang diperoleh dari Universitas Negeri Mataram.
Evi Apita juga berprofesi sebagai seorang notaris. Di sela-sela kesibukannya, caleg ini juga aktif dalam berbagai berkegiatan sosial, budaya, dan pemberdayaan pemuda. Kegiatan-kegiatan itu mendorong Evi perlu mengembangkan jaringannya melalui jalur politik.
Ada kasus unik yang pernah menerpa Evi Apita. Dia pernah mengalami gugatan ke Mahkamah Konstitusi pada tahun 2019 karena memasang foto yang terlalu cantik pada alat kampanye. Namun Ketua Majelis Konstitisi menolak gugatan tersebut karena dinyatakan tidak beralasan menurut hukum.
Di samping modal sebagai incumbent, Evi Apita memiliki jaringan yang cukup luas melalui keterlibatannya pada berbagai organisasi antara lain, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia, Kadin Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, dan Himpunan Mahasiswa Islam.
3. RIFKI FARABI
Rifki Farabi merupakan salah satu calon DPD RI yang berpeluang lolos ke senayan berdasarkan perolehan suaranya. Rifki mermasuk pendatang baru di dunia politik.
Rifki Farabi atau lengkapnya Muhammad Rifki Farabi merupakan calon DPD RI yang masih belia. Pria dengan wajah brewok ini merupakan putra sulung dari TGB Muhammad Zainul Majdi, mantan Gubernur NTB 2 periode (2008-2018).
Riwayat pendidikan Rifki memiliki kesamaan dengan sang Ayah, sama-sama alumni perguruan yang diklaim sebagai universitas tertua di Mesir, Universitas Al-Azhar Kairo.
Putra sulung TGB ini dibesarkan dalam dunia pesantren. Sekembalinya dari Mesir Rifki aktif mengisi kegiatan ceramah dan pengajian di berbagai tempat. Gaya ceramahnya yang santun dan sejuk tidak lepas dari pengaruh sang Ayah yang menekankan pada prinsip kedamaian dan kesantunan. Ceramah keliling kampung merupakan warisan strategi dakwah yang dilakukan kakeknya yang dikenal sebagai ulama kharismatik dari Pancor, Lombok Timur, Tuan Guru Kyai Muhammad Zainuddin Abdul Majid yang namanya diabadikan sebagai Bandara internasional di Lombok.
Keikutsertaan Rifki dalam pertarungan calon DPD RI pemilu 2024 merupakan debut politiknya. Dia merupakan pendatang baru dalam kancah politik Nasional. Dengan modal popularitas melalui aktivitas dakwahnya Rifki nekat memastikan diri maju ke kancah politik Nasional. Popularitas itu juga tidak dapat dilepaskan dari nama besar ayah dan kakeknya. Dukungan mobilisasi massa fanatik organisasi NWDI yang dipimpin Ayahnya juga menjadi pendukung yang cukup signifikan.
Wajah yang lumayan tampan kemungkinan juga menjadi faktor lain yang memberikan keberuntungan politik dan membuat namanya berada peringkat ketiga perolehan suara anggota DPD RI di NTB.
Rifki berhasil mengantongi suara tertinggi ketiga dengan 223.141 (10.28%) suara. Rifki berhasil menaklukkan dua politisi incumbent, Sukisman Azmy dan lalu Suhaimy Ismy.
4. MIRAH MIDADAN FAHMID
Mirah Midadan Fahmid nama lengkapnya. Namanya tertera pada nomor urut 11 daftar calon DPD RI Dapil Nusa Tenggara Barat. Mirah tumbuh dalam keluarga yang memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. Ayahnya seorang guru besar di Universitas Hasanudin, dimana Mirah menyelsaikan Strata 1-nya. Pendidikan masternya diperolah dari University of Glasgow, Inggris, dengan jurusan Pembangunan Ekonomi.
Mirah dikenal sebagai peneliti, ekonom, dan akademisi. Lahir 29 tahun yang lalu,Mirah dikenal sebagai peneliti pada Institute for Development of Economics and Finance (INDEF). Mirah juga Komite II DPD RI yang membidangi sumber daya alam dan sumber daya ekonomi selama tiga tahun. (sumber linkedin),
Dengan bekal pendidikan dan pengalaman itu, Mirah betekad maju sebagai calon DPD RI periode 2024-2029. Saya sendiri baru mengetahui nama Mirah Midadan setelah mencoba menuliskan artikel ini. Rasa penasaran saya memaksa saya untuk mengulik informasi tentang caleg kelahiran Bima, NTB, ini. Sejumlah informasi pendukung tentang Mirah menunjukkan bahwa kualitas calon DPD RI ini berhak diberikan kesempatan untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat NTB.
Tidak mudah bagi politisi pendatang baru untuk bersaing dengan kontestan senior dan incumbent. Namun, Mirah berhasil meyakinkan masyarakat NTB bahwa dia memiliki komitmen untuk memperjuangkan daerahnya di tingkat pusat. Ini terbukti keberhasilannya menempati posisi keempat dengan perolehan suara menembus angka 175.073 (8.06%).
Itulah 4 calon DPD RI NTB yang memiliki peluang untuk masuk ke senayan. Mereka merupakan pilihan masyarakat dan tentu saja diberikan kepercayaan untuk bekerja dan berjuang untuk masyarakat.
Lombok Timur, 05 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H