Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sebutir Nasi, Krisis Pangan, dan Pemanasan Global

28 Desember 2023   23:04 Diperbarui: 29 Desember 2023   19:54 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari sebutir nasi, seiris apel, atau sekerat daging, jika dibuang secara sia-sia oleh orang satu kampung, satu kelurahan, atau satu negara dapat berakibat dampak yang tidak terbayangkan.

Kita tidak saja menyia-nyiakan sumber energi tetapi juga memberikan dampak lingkungan yang cukup signifikan bagi lingkungan global.

Menyelamatkan makanan yang terbuang

Menghentikan secara total kebiasaan menghasilkan makanan sisa mungkin agak sulit. Namun paling tidak, yang dapat dilakukan adalah mengurangi kebiasaan itu. Untuk itu penting bagi sebuah keluarga untuk melakukan pengelolaan makanan secara bijaksana dan terukur. 

Mengurangi kebiasaan buruk membuang makanan juga dapat dimulai dengan membeli makanan sesuai dengan kebutuhan, terutama untuk makanan yang tidak tahan lama, seperti sayur dan buah-buahan. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memasak makanan secukupnya atau sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga.

Melakukan pengomposan sisa makanan juga merupakan salah satu cara menghindari makanan terbuang percuma. Di kampung saya, salah satu cara yang kerap dilakukan adalah dengan memberi makanan sisa kepada unggas peliharaan. Itu sebabnya, sebagian keluarga biasanya selalu memiliki beberapa ekor hewan peliharaan seperti ayam atau itik agar makanan sisa tidak terbuang percuma.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, istri saya juga terlihat mengeringkan makanan sisa dengan cara dijemur. Saya kerap melihatnya menjemur nasi dan sisa makanan lain yang telah menjamur. Usut punya usut, ternyata makanan yang telah dikeringkan itu dijual kepada pengepul dari kampung sebelah yang datang setiap dua atau tiga hari.

Lombok Timur, 28 Desember 2023

Sumber : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun