Topik kekerasan seksual ini membuat saya juga teringat humor seorang pendeta melalui khotbahnya dalam sebuah video TikTok. Pendeta tersebut mengkritik jemaat ketika datang ke gereja dengan pakaian minim.
"Tuhan tidak melihat pakaian tetapi hati," kata jemaat tersebut saat ditegur karena mengenakan pakaian itu.
Dengan berseloroh dalam khotbahnya pendeta itu berkata, "Iya Tuhan memang tidak melihat pakaian tetapi saya pendeta yang berdiri di depan melihat pakaian Anda."
Salah satu yang sudah dilakukan satuan pendidikan sejauh ini adalah pembentukan tim penanggulangan kekerasan (termasuk kekerasan seksual). Tim tersebut melibatkan guru, staf, siswa, dan orang tua. Secara umum, harus diakui, pelaksana pendidikan di sekolah memerlukan pemahaman yang lebih kuat tentang hal-hal yang berkaitan dengan kekerasan seksual dan kekerasan secara umum.
Apa yang terjadi selama ini harus diakui kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pemahaman kepala sekolah, guru, staff, dan warga sekolah tentang perilaku kekerasan, cara mengidentifikasi gejala, upaya pencegahan, dan penanganan kasus kekerasan seksual. Fakta ini setidaknya mendorong sekolah untuk melakukan upaya peningkatan pemahaman warga sekolah melalui pelatihan, workshop, atau bimbingan tentang penanggulangan wabah kekerasan seksual.
Pemberdayaan siswa dalam pencegahan juga penting. Mereka harus memahami hak-haknya, berani melaporkan hal-hal yang mencurigakan. Ini akan membantu siswa merasa lebih percaya diri dalam melaporkan kejadian yang mungkin terjadi.
Sekolah tidak dapat melakukan sendiri upaya-upaya di atas. Diperlukan keterlibatan masyarakat, orang tua, dan organisasi terkait di lingkungan setempat. Termasuk menjalin kerja sama dengan lembaga penegak hukum untuk memastikan kasus-kasus kekerasan seksual dapat ditangani secara serius.
Lombok timur, 02 Desember 2023
Keterangan:
Artikel ini merupakan materi pelatihan mandiri melalui Platfom Merdeka Mengajar (PMM) dengan Topik Memahami Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan
Sumber tambahan: 1, 2, 3, 4, 5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H