Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan

2 Desember 2023   12:57 Diperbarui: 2 Desember 2023   23:56 2253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Topik kekerasan seksual ini membuat saya juga teringat humor seorang pendeta melalui khotbahnya dalam sebuah video TikTok. Pendeta tersebut  mengkritik jemaat ketika datang ke gereja dengan pakaian minim.

"Tuhan tidak melihat pakaian tetapi hati," kata jemaat tersebut saat ditegur karena mengenakan pakaian itu.

Dengan berseloroh dalam khotbahnya pendeta itu berkata, "Iya Tuhan memang tidak melihat pakaian tetapi saya pendeta yang berdiri di depan melihat pakaian Anda."

Salah satu yang sudah dilakukan satuan pendidikan sejauh ini adalah pembentukan tim penanggulangan kekerasan (termasuk kekerasan seksual). Tim tersebut melibatkan guru, staf, siswa, dan orang tua. Secara umum, harus diakui, pelaksana pendidikan di sekolah memerlukan pemahaman yang lebih kuat tentang hal-hal yang berkaitan dengan kekerasan seksual dan kekerasan secara umum.

Apa yang terjadi selama ini harus diakui kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pemahaman kepala sekolah, guru, staff, dan warga sekolah tentang perilaku kekerasan, cara mengidentifikasi gejala, upaya pencegahan, dan penanganan kasus kekerasan seksual. Fakta ini setidaknya mendorong sekolah untuk melakukan upaya peningkatan pemahaman warga sekolah melalui pelatihan, workshop, atau bimbingan tentang penanggulangan wabah kekerasan seksual.

Pemberdayaan siswa dalam pencegahan juga penting. Mereka harus memahami hak-haknya, berani melaporkan hal-hal yang mencurigakan. Ini akan membantu siswa merasa lebih percaya diri dalam melaporkan kejadian yang mungkin terjadi.

Sekolah tidak dapat melakukan sendiri upaya-upaya di atas. Diperlukan keterlibatan masyarakat, orang tua, dan organisasi terkait di lingkungan setempat. Termasuk menjalin kerja sama dengan lembaga penegak hukum untuk memastikan kasus-kasus kekerasan seksual dapat ditangani secara serius.

Lombok timur, 02 Desember 2023

Keterangan:
Artikel ini merupakan materi pelatihan mandiri melalui Platfom Merdeka Mengajar (PMM) dengan Topik Memahami Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan 

Sumber tambahan: 1, 2, 3, 4, 5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun