Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran (Catatan 6)

23 November 2023   22:49 Diperbarui: 24 November 2023   23:48 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca tidak semata-mata melafalkan tulisan tetapi melibatkan sistem kognisi yang cukup kompleks. Membaca kerap diandaikan sebagai proses pengolahan informasi yang diperoleh secara tertulis.

Secara berkelompok siswa membaca bacaan dan berdiskusi untuk menemukan kalimat langsung dan kalimat tak langsung dalam bacaan. Kegiatan ini menggunakan dengan lembar kerja yang dilengkapi dengan petunjuk atau cara menyelesaikan tugas.

Saat siswa mengerjakan tugas, guru terus mendampingi siswa untuk memberikan petunjuk dan bimbingan. Demikian seterusnya sampai semua kelompok menyelesaikan tugasnya dan diserahkan kepada guru untuk dinilai.

Secara keseluruhan pembelajaran berlangsung dengan baik. Namun tentu ada bagian tertentu yang menjadi catatan saya selama proses pembelajaran berlangsung.

Pertama, pembelajaran bahasa (Indonesia), sebagaimana telah dijelaskan dalam artikel Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran (Catatan 3), menekankan kepada keterampilan berbahasa. Guru dapat memberikan penekanan pada salah satu atau lebih dari empat keterampilan yang ada (mendengar dan memirsa, berbicara dan mempresentasikan, membaca, atau menulis). 

Berdasarkan pengamatan saya guru belum memberikan penekanan pada salah satu keterampilan berbahasa yang diharapkan. Dalam konteks pembelajaran tersebut, untuk menggiring siswa ke arah pemahaman tentang konsep kalimat langsung langsung dan kalimat tidak langsung, guru dapat menggunakan metode yang berorientasi kepada salah satu keterampilan berbahasa. 

Sebagai ilustrasi, siswa dapat diminta bercerita secara berpasangan. Ketika salah seorang bercerita siswa lainnya dapat mendengar sambil menuliskan garis-garis besar cerita temannya. Ini dapat dilakukan secara bergantian.

Topik cerita sebaiknya yang berhubungan dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari siswa. Sama dengan orang dewasa, mereka juga memiliki banyak pengalaman yang dapat diceritakan. Misalnya tentang hobi, kegiatan siswa sepulang sekolah, atau tentang keluarga mereka.

Berdasarkan cerita siswa, guru dapat membawa mereka kepada pemahaman tentang kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Proses ini tidak saja memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar tentang bahasa tetapi juga bagaimana mereka menggunakan bahasa itu untuk berkomunikasi.

Kedua, Saat proses pembelajaran ada sebagian siswa tidak merespon dengan baik saat guru melakukan tanya jawab terkait materi yang ditayangkan melalui video. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh materi video yang kurang menarik. Video itu sendiri hanya memuat penjelasan tentang konsep kalimat langsung dan kalimat tidak langsung seperti yang tertuang dalam buku teks siswa.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua materi video membuat siswa tertarik. Apalagi anak-anak generasi alpha yang sejak lahir telah dikepung dengan informasi berupa tayangan video dari berbagai platform media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun