Membaca tidak semata-mata melafalkan tulisan tetapi melibatkan sistem kognisi yang cukup kompleks. Membaca kerap diandaikan sebagai proses pengolahan informasi yang diperoleh secara tertulis.
Secara berkelompok siswa membaca bacaan dan berdiskusi untuk menemukan kalimat langsung dan kalimat tak langsung dalam bacaan. Kegiatan ini menggunakan dengan lembar kerja yang dilengkapi dengan petunjuk atau cara menyelesaikan tugas.
Saat siswa mengerjakan tugas, guru terus mendampingi siswa untuk memberikan petunjuk dan bimbingan. Demikian seterusnya sampai semua kelompok menyelesaikan tugasnya dan diserahkan kepada guru untuk dinilai.
Secara keseluruhan pembelajaran berlangsung dengan baik. Namun tentu ada bagian tertentu yang menjadi catatan saya selama proses pembelajaran berlangsung.
Pertama, pembelajaran bahasa (Indonesia), sebagaimana telah dijelaskan dalam artikel Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran (Catatan 3), menekankan kepada keterampilan berbahasa. Guru dapat memberikan penekanan pada salah satu atau lebih dari empat keterampilan yang ada (mendengar dan memirsa, berbicara dan mempresentasikan, membaca, atau menulis).
Berdasarkan pengamatan saya guru belum memberikan penekanan pada salah satu keterampilan berbahasa yang diharapkan. Dalam konteks pembelajaran tersebut, untuk menggiring siswa ke arah pemahaman tentang konsep kalimat langsung langsung dan kalimat tidak langsung, guru dapat menggunakan metode yang berorientasi kepada salah satu keterampilan berbahasa.
Sebagai ilustrasi, siswa dapat diminta bercerita secara berpasangan. Ketika salah seorang bercerita siswa lainnya dapat mendengar sambil menuliskan garis-garis besar cerita temannya. Ini dapat dilakukan secara bergantian.
Topik cerita sebaiknya yang berhubungan dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari siswa. Sama dengan orang dewasa, mereka juga memiliki banyak pengalaman yang dapat diceritakan. Misalnya tentang hobi, kegiatan siswa sepulang sekolah, atau tentang keluarga mereka.
Berdasarkan cerita siswa, guru dapat membawa mereka kepada pemahaman tentang kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Proses ini tidak saja memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar tentang bahasa tetapi juga bagaimana mereka menggunakan bahasa itu untuk berkomunikasi.
Kedua, Saat proses pembelajaran ada sebagian siswa tidak merespon dengan baik saat guru melakukan tanya jawab terkait materi yang ditayangkan melalui video. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh materi video yang kurang menarik. Video itu sendiri hanya memuat penjelasan tentang konsep kalimat langsung dan kalimat tidak langsung seperti yang tertuang dalam buku teks siswa.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua materi video membuat siswa tertarik. Apalagi anak-anak generasi alpha yang sejak lahir telah dikepung dengan informasi berupa tayangan video dari berbagai platform media sosial.