Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran (Catatan 3)

11 November 2023   10:24 Diperbarui: 11 November 2023   18:29 3899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar tentang teori kebahasaan tentu bukan sesuatu yang tabu. Akan tetapi, hal yang lebih penting dari pembelajaran Bahasa Indonesia adalah keterampilan berkomunikasi, kemampuan literasi.

Kemampuan berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan (berbicara dan menulis) atau menerima pesan (mendengar dan membaca). Kemampuan berkomunikasi atau keterampilan literasi berkaitan dengan kemampuan menggunakan logika, membangun argumen. Kemampuan literasi juga menyangkut kemampuan berpikir untuk memahami dan memberikan kritik atau penilaian terhadap informasi yang dibaca dan didengar.

Berdasarkan hasil observasi (supervisi) kali ini, proses pembelajaran yang dilakukan guru menunjukkan adanya kesan yang cenderung teoritis. Hal ini ditandai dengan penjelasan guru di awal pembelajaran tentang ide pokok dan ide penjelas. Guru cenderung mengabaikan keterampilan komunikasi yang hendak ditumbuhkan dalam pembelajaran.

Sesuai dengan ilustrasi di atas, guru dapat meminta siswa menceritakan pengalaman sehari-hari mereka secara lisan maupun tertulis. Ini merupakan metode yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan berkomunikasi (berbicara atau menulis).

Atau, setelah pengamatan guru dapat menugaskan siswa untuk menyampaikan hasil pengamatan di hadapan kelompok. Setiap kelompok akan menyampaikan hasil pengamatan yang berbeda sesuai dengan aspek pengamatannya. Proses ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar berbicara dan mempresentasikan siswa tertentu dan keterampilan mendengarkan bagi siswa lainnya.

Dengan proses pembelajaran sepeeti diuraikan di atas siswa akan dapat terlibat dalam proses pembelajaran secara utuh. Siswa tidak saja belajar tentang ilmu bahasa (ide pokok dan ide penjelas) tetapi juga belajar menyampaikan atau mengkomunikasikan hasil pengamatan kepada orang lain. Pada saat yang sama akan memumngkinkan mereka membiasakan diri menjadi pendengar (penerima informasi) yang baik.

Lombok Timur, 11 November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun