Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Beberuk, Lalapan Pedas dari Lombok

25 Oktober 2023   09:21 Diperbarui: 27 Oktober 2023   17:26 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ada yang menambahkannya dengan sedikit gula pasir. Ibu-ibu di kampung menganggap lucu kalau beberuk dicampur gula. Satu-satunya bumbu beberuk yang dibakar yaitu terasi.

Kalau ibu-ibu di kampung membuat beberuk, mereka umumnya mulai menggarap bumbunya. Sejauh yang saya lihat semua jenis bumbu berupa cabe, bawang merah, bawang putih, tomat, dan garam dihaluskan dengan cobek. Setelah semuanya halus bumbu ditaburi dengan perasan jeruk limau.

Menurut ibu-ibu pembuat beberuk, rasa beberuk akan menjadi khas jika dihaluskan dengan cobek tanah liat atau covek batu. Maka akan kelihatan jenaka kalau ada ibu-ibu yang menghaluskan bumbu dengan blender. 

Kekurangannya tentu saja hasilnya akan berbeda. Hasil cobek akan lebih kasar jika dibandingkan dengan blender tetapi sensasinya lebih terasa dengan cobek. Mereka tidak peduli dengan biji cabai atau tomat yang tidak bisa halus. Yang penting pakai cobek.

Bagian akhir pembuatan beberuk yaitu memotong mentimun, kacang panjang, atau terung ukuran tertentu. Ini tentu disesuaikan. Tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlalu kecil. Potongan-potongan itu diceburkan ke dalam cobek di atas bumbu yang sudah digiling. 

Menurut kami, orang Sasak, beberuk akan lebih memikat jika dihidangkan bersama cobeknya tanpa harus dipindahkan ke wadah lain. Mungkin ini semacam sugesti ya? 

Ah, bisa jadi hanya perasaan saja tetapi perasaan itu memang ada.

Selengkapnya, jika Kompasianer berminat mencoba beberuk bisa googling untuk mencari tahu lebih spesifik cara membuatnya. Saya hanya bisa makan, memandang proses pembuatan beberuk oleh istri saya, dan mengenang tangan almarhumah ibu yang mengulek bumbu beberuk semasa hidupnya.

Belakangan beberuk tidak saja dibuat dengan tiga bahan dasar tersebut di atas. Kreativitas ibu tangga dalam hal mengolah makanan memang tanpa batas. Untuk membuat beberuk, ada yang menggunakan mangga sebagai bahan utamanya. Biasanya mangga yang sudah tua tetapi belum matang. Ada pula yang menggunakan mangga muda. 

Ukuran irisan mangga berbeda dengan tiga bahan dasar sebelumnya (mentimun, terung, dan kacang panjang). Mangga diiris tipis-tipis. Irisan itu kemudian dicuci untuk mengurangi rasa asam jika terlalu kuat. Bumbunya sama dengan beberuk pada umumnya. 

Kurang lebih demikian proses pembuatan beberuk. Beberuk bisa menjadi sajian kapan saja. Bisa untuk sarapan, makan siang, atau makan malam. Apalagi kalau beberuk akan lebih nikmat kalau disajikan dengan pelecing kangkung, ayam panggang, atau ayam taliwang. Beberuk juga dapat disandingkan dengan ikan bakar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun