Menurut pengamatan salah seorang guru, perubahan yang terjadi pada perilaku Hafeeza dimulai sejak dia suka melihat teman-temannya berlatih seni drama, tari dan nyanyi pada sanggar yang ada di sekolah. Penyebab perubahan Hafeeza bisa jadi karena ketertarikannya pada kegiatan sanggar. Atau bisa juga karena dorongan atas naluri Hafeeza atas kebutuhannya untuk bersosialisasi.
Perubahan perilaku Hafeeza memperkuat anggapan seorang psikolog klinis, Josh Klapow. Melalui bustle.com, Klapow menyebutkan bahwa seseorang dengan kepribadian introvert dapat bertransformasi menjadi pribadi ekstrovert. Hal ini disebabkan oleh sifat dasar manusia yang dilengkapi dengan kecenderungan pada kebutuhan sosial. Kebutuhan inilah yang membuat seorang introvert memiliki keinginan menjadi bagian dari orang lain yang mendorong terjadinya perubahan ke arah ekstrovert
Namun demikian, walaupun seorang introvert bisa menunjukkan perilaku ekstrovert, sifat dasar yang bersangkutan tidak sepenuhnya berubah secara utuh menjadi ekstrovert. Mereka akan kembali lagi kepada sifat introvert sebagai kepribadian awalnya. Mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri mengumpulkan energi setelah terkuras melalui pergaulan sosialnya.
Anak-anak tidak selalu memperlihatkan kehidupan yang kerap diidentikkan dengan keceriaan. Hafeeza merupakan satu dari banyak anak dengan kepribadian introvert. Bagi beberapa guru Hafeeza mungkin terlihat berbeda. Hafeeza, anak intovert yang pendiam, penyendiri, dan pemalu mungkin memerlukan stimulus dan situasi yang tepat untuk menikmati pertemanan dan keriangan masa kanak-kanaknya. Di balik kepribadiannya yang introvert, anak itu juga diakui guru yang pernah mengajarnya memiliki kemampuan akademik yang cukup baik walaupun bukan yang terbaik.
Lombok Timur, 22 Juni 2023
Referensi, satu, dua, tiga, empat, lima, enam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H