5 menit pertama dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan kualitas proses belajar selanjutnya. Mulailah pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang menarik.
"Jika kalian mengikuti kegiatan hari ini dengan baik, kalian akan bisa membuat barang-barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam 2 jam ke depan."
"Apabila kalian memperhatikan dengan serius, kalian akan bisa menggunakan google dokumen dengan tepat dan menyimpannya dalam google drive yang diletakkan pada sebuah folder tertentu."
Kalimat di atas akan memantik motivasi peserta didik untuk tidak sekadar tahu tetapi lebih dari itu bisa. Seseorang yang bisa melakukan sesuatu karena dia tahu tetapi orang yang tahu sesuatu belum tentu bisa melakukannya.
Hindari memberikan ancaman
Ancaman, dalam konteks ini, berarti adanya bayangan dalam pikiran peserta didik bahwa ada tekanan tertentu yang akan dialaminya jika tidak berhasil dalam proses pembelajaran.
"Jika tidak serius kalian tidak akan mendapat nilai dan tidak lulus. Jika tidak lulus kalian harus mengulang."
"Pengalaman sebelumnya sebagian besar tidak lulus. Maka perhatikan sungguh-sungguh."
Dua petikan kalimat di atas termasuk kategori ancaman. Keduanya mengandung muatan yang memberikan ancaman bahwa jika peserta didik tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik akan berakibat tidak lulus. "Perhatikan sungguh-sungguh" merupakan kalimat tekanan yang dilakukan secara samar.
Terlalu banyak aturan yang diberlakukan dalam proses pembelajaran juga dipercaya dapat mematikan motivasi siswa. Hal ini akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam belajar.
Daripada memberikan ancaman, akan lebih baik jika dalam pembelajaran siswa ditawarkan janji dalam berupa insentif tertentu yang menumbuhkan motivasi tinimbang ketakutan. Misalnya.
"Di kelas ini semua orang berhak mendapatkan nilai A. Saya akan tunjukkan caranya."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!