Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pardi

25 Januari 2022   20:40 Diperbarui: 25 Januari 2022   20:55 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini lima kali sehari Pardi memanggil umat untuk menanggalkan semua bentuk kesibukan duniawi selama beberapa menit. Suaranya tidak semerdu Bilal bin Rabbah atau Abu Mahdzurah, muazzin yang hidup pada zaman Nabi SAW, tetapi lantunan suara azan itu setidaknya menghapus masa lalunya yang muram.

Di sisa umurnya masjid menjadi rumah keduanya. Sapu, kain pel, sabun pembersih ubin, dan mikrofon Toa adalah kerabat dekatnya. Imbalannya sebagai marbot tidaklah dapat menjamin kelangsungan hidup keluarganya. Akan tetapi, Pardi merasa menemukan keindahan ilahiyah dalam hidupnya. Di usianya sekarang, Pardi sadar langkah kakinya semakin dekat dengan ujung jalan. Dan matanya menangkap cahaya kebajikan pada jalur yang ditempuhnya.

Ahad, 16 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun