Mohon tunggu...
MOHAMAD SONI
MOHAMAD SONI Mohon Tunggu... Guru - guru

saya berprofesi sebagai guru, saya berusaha membuat sebuah literasi agar semua orang bisa melihat karya saya

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Part 6 - Kejutan di Tengah Kebersamaan

6 Januari 2025   08:24 Diperbarui: 6 Januari 2025   08:24 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain Gitar di depan masyarakat

Hari pertama menjalankan rencana baru dimulai dengan penuh semangat. Keluarga Pak Rendra bangun lebih pagi dari biasanya, bersiap untuk berbagi kebahagiaan dengan masyarakat desa. Mereka memutuskan memulai proyek perpustakaan kecil di rumah dan membagikan hasil panen taman sayur mereka kepada tetangga yang membutuhkan.

"Ini semua tentang memberi makna lebih pada apa yang kita miliki," ujar Pak Rendra sambil memuat keranjang sayur ke gerobak kecil.

"Betul, Pak," timpal Bu Amara. "Berbagi tidak hanya membuat orang lain bahagia, tapi juga menguatkan rasa syukur kita."

Anindya sibuk menyusun buku-buku di rak yang telah dibuat oleh Kiran. Perpustakaan kecil itu terletak di ruang tamu, dengan meja kecil untuk anak-anak membaca. "Aku yakin ini akan bermanfaat," katanya dengan senyum bangga.

Proyek Perpustakaan Kecil

Ketika kabar tentang perpustakaan kecil keluarga Pak Rendra tersebar, anak-anak desa mulai berdatangan. Mereka penasaran ingin melihat koleksi buku yang tersedia. Tasya menyambut mereka dengan ramah.

"Di sini kalian bisa membaca buku tentang cerita rakyat, belajar alfabet, atau bahkan menggambar," katanya sambil menunjukkan buku bergambar favoritnya.

Salah satu anak, Siti, berkata dengan polos, "Aku ingin belajar membaca seperti Tasya."

Bu Amara mendengar percakapan itu dan merasa tergerak. Ia pun menginisiasi kelas membaca sederhana di sore hari, mengundang anak-anak desa untuk bergabung. "Kita akan belajar bersama. Tidak ada kata terlambat untuk belajar," ujarnya dengan hangat.

Berbagi Panen Taman Sayur

Sementara itu, Raditya dan Arka pergi ke beberapa rumah tetangga untuk membagikan hasil panen dari taman belakang. Mereka membawa tomat, cabai, dan sayur bayam yang segar.

"Terima kasih, Nak," ujar seorang nenek yang tinggal sendiri. "Sayuran ini sangat membantu. Semoga keluarga kalian selalu diberkati."

Raditya hanya tersenyum sambil mengangguk. "Semua ini hasil kerja keras keluarga kami, Nek. Kalau butuh apa-apa, bilang saja."

Kejutan dari Warga Desa

Di tengah kesibukan berbagi, keluarga Pak Rendra tidak menyangka bahwa warga desa ternyata telah menyiapkan sesuatu untuk mereka. Saat sore tiba, tetangga-tetangga berdatangan ke rumah Pak Rendra sambil membawa hidangan kecil.

Pak Lurah menjadi wakil yang berbicara. "Kami tahu bahwa keluarga Pak Rendra adalah anugerah bagi desa ini. Jadi, kami ingin memberikan sesuatu sebagai tanda terima kasih."

Pak Rendra dan Bu Amara saling pandang dengan penuh rasa haru. Warga desa ternyata telah membuat papan nama sederhana dari kayu bertuliskan "Rumah Cahaya" untuk mereka.

"Rumah ini menjadi cahaya bagi kami, tempat berbagi ilmu dan kebahagiaan. Kami harap nama ini membawa keberkahan," kata Pak Sarman sambil menyerahkan papan nama itu.

Kebersamaan yang Tak Terlupakan

Malam itu, halaman rumah keluarga Pak Rendra kembali dipenuhi tawa dan kebahagiaan. Semua duduk bersama, berbagi cerita sambil menikmati hidangan yang dibawa oleh warga.

Anindya bermain angklung, diiringi oleh Raditya yang memetik gitar. Lagu-lagu sederhana yang mereka mainkan menciptakan suasana hangat di bawah langit berbintang. Anak-anak desa berlari-lari kecil di sekitar halaman, tertawa riang.

Di sudut halaman, Amara memandang Tasya yang duduk di pangkuannya sambil memandangi papan nama baru mereka. "Bu, apa artinya cahaya?" tanya Tasya.

"Cahaya adalah sesuatu yang membawa terang, seperti cinta dan kebahagiaan yang kita bagikan," jawab Amara lembut.

Pak Rendra mendekati mereka dan menambahkan, "Dan cahaya juga berasal dari hati kita, yang selalu dipenuhi doa dan rasa syukur."

Rencana yang Terus Berjalan

Di akhir acara, Pak Rendra mengajak keluarganya untuk tetap melanjutkan proyek berbagi yang telah mereka mulai. "Hari ini adalah awal yang baik. Kita sudah melihat bahwa kebersamaan selalu membawa keajaiban. Mari kita teruskan ini."

Anindya, Kiran, Arka, dan Raditya mengangguk penuh semangat. Tasya, yang sudah mengantuk, tersenyum kecil sambil berkata pelan, "Aku ingin bunga matahariku juga membawa cahaya untuk semua orang."

Malam itu, keluarga Pak Rendra tidur dengan hati penuh rasa syukur. Mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan tidak hanya membangun rumah impian, tetapi juga membangun harapan dan kebahagiaan di tengah komunitas mereka.

Silahkan baca cerita sebelumnya ada di bawah ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun