Mohon tunggu...
Moh FaizalElyas
Moh FaizalElyas Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seni dalam mendidik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Administrasi Infrastruktur Jaringan Menggunakan E-Learning Edmodo dengan Model Problem Base Learning

14 Desember 2022   19:26 Diperbarui: 14 Desember 2022   20:00 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

E-learning sangat mendukung kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction). Menurut (Siahaan, 2003), setidaknya ada tiga fungsi e-learning, yaitu:

  • Suplemen (tambahan), yaitu jika peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.
  • Komplemen (pelengkap), yaitu apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas.
  • Substitusi (pengganti), yaitu jika e-learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran
  • Ditinjau dari aspek sistem penyampaiannya (delivery system model), model e-learning dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk (S. Noirid, 2007 ):

    • Model Adjunct artinya pembelajaran tradisional yang ditunjang dengan sistem penyampaian secara online sebagai pengayaan.
    • Model Mixed/Blended,artinya baik proses tatap muka dan pembelajaran secara online merupakan satu kesatuan utuh.
    • Model Online Penuh (Fully Online), yakni semua interaksi pembelajaran dan penyampaian bahan belajar terjadi secara online.
  • Sampai saat ini para ahli maupun praktisi masih terus mendiskusikan lingkungan belajar manakah yang lebih baik, online atau kelas tradisional, mengingat keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, model fully online nampaknya yang paling rasional untuk diterapkan para pendidik. Dalam pembelajaran daring, kesuksesan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor lingkungan belajar dan karakteristik peserta didik. Oleh karenanya, kedua hal ini harus menjadi pertimbangan utama bagi para pendidik dalam mengembangkan dan menjalankan pembelajaran secara online.

    Berbicara mengenai Learning Management System atau yang lebih dikenal dengan sebutan LMS, terdapat banyak definisi yang disampaiakan oleh beberapa ahli. Ellis menyatakan bahwa LMS adalah "aplikasi perangkat lunak yang bisa membuat menjadi otomatis pada administrasi, pelacakan, dan pelaporan acara pelatihan" (R. K. Ellis, 2009). Learning Management System merupakan suatu perangkat lunak yang digunakan untuk membuat materi pembelajaran secara online berbasiskan web dan mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya. Di dalam LMS terdapat fitur-fitur yang dapat memenuhi semua kebutuhan dari pengguna dalam hal pembelajaran. Setiap jenis LMS memiliki fitur dengan fungsinya masing-masing, akan tetapi fungsi umumnya adalah (F. Paulsen, 2003): authoring, classroom management, competency management, knowledge management, certification or compliance training, personalization, mentoring, chat, discussion boards. Learning Management System adalah sebuah sistem yang memungkinkan sebuah  institusi untuk mengembangkan  materi pembelajaran  elektronik untuk peserta didiknya. Semua Learning Management System  mengatur  login untuk pengguna yang teregistrasi, mengatur katalog pembelajaran, menyimpan data siswa, dan menyediakan laporan ke manajemen. Learning Management System merupakan alat atau sistem yang digunakan untuk autentikasi, registrasi, dan akses untuk pembelajaran.  Sebagian besar berisi katalog atau daftar materi yang tersedia dan  metode bagi pembelajaran untuk mendapatkan materi tersebut. Sistem harus dapat menelusuri keterlibatan peserta untuk setiap  materi dan materi  apa yang sudah  diambil. Termasuk fitur-fitur  untuk memungkinkan materi ditambah atau dihapus dari katalog. Melalui LMS ini, peserta didik juga dapat melihat nilai tugas dan tes serta peringkatnya berdasarkan nilai tugas maupun tes yang diperoleh. Selain itu, peserta didik dapat melihat modul-modul yang ditawarkan, mengambil tugas-tugas dan tes-tes yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara online dengan instruktur, narasumber lain, dan peserta didik lain. LMS tersedia dalam berbagai macam pilihan. Beberapa contoh LMS antara lain: Atutor, Blackboard, Claroline, Moodle, Edmodo, Schoology, dan sebagainya

    Edmodo merupakan salah satu aplikasi yang didukung oleh fasilitas internet yang memadai. Edmodo merupakan salah satu media E-Learning berbasis social network seperti halnya facebook, twitter dan lain sebagainya dengan penggunaan yang mudah (Istiqomah & Azizah, 2013). Edmodo menurut Angraini, Muharini and Lestari (2018) juga memungkinkan peserta didik untuk mengakses konten pembelajaran yang diunggah (bahan-bahan pembelajaran, link, video pembelajaran, penugasan, dan pemberitahuan nilai) oleh pendidik serta mempermudah pendidik dan peserta didik berkomunkasi dalam lingkungan kelas online.

    Menurut Putranti (2013) edmodo merupakan situs pembelajaran yang terjamin keamananya untuk digunakan oleh pendidik, peserta didik dan sekolah berbasis sosial media. Edmodo juga termasuk kedalam sebuah Learning Management System (LMS) yang dapat memfasilitasi pendidik untuk mengatur kelas online secara mudah (Marzal, 2014). Selain itu, edmodo sangat berguna dalam memfasilitasi kegiatan belajar mengajar karena edmodo meningkatkan interaksi dimanapun peserta didik berada tetap dapat terjadi interaksi secara langsung melalui edmodo ini, sehingga peserta didik tidak takut mengekspresikan bahkan berbagi pendapat mereka tanpa disalahkan oleh orang lain (Monalisa & Havid Ardi, 2013).

    Edmodo sangat komprehensif sebagai sebuah Learning Management System (LMS). Dalam mendukung proses pembelajaran, Edmodo dilengkapi dengan beberapa aktivitas pembelajaran, seperti Quiz, Assignment dan Poll. Sementara itu dalam hal Resources (bahan ajar), Edmodo mendukung bahan ajar berupa File dan Link (URL/ Embed media). Berikut fitur-fitur yang terdapat pada Edmodo (Putranti, 2013):

    •  Polling, merupakan salah satu fitur yang hanya dapat di gunakan oleh pendidik. Fitur ini biasanya di gunakan oleh pendidik untuk mengetahui tanggapan peserta didik mengenai hal tertentu.
    • Gradebook, Fitur ini mirip seperti catatan nilai peserta didik. Dengan fitur ini, pendidik dapat memberi nilai kepada peserta didik secara manual maupun otomatis. Fitur ini juga memungkinkan seorang pendidik untuk memanajemen penilaian hasil belajar dari seluruh peserta didik. Penilaian tersebut juga dapat diexport menjadi file .csv. Pada fitur Gradebook, pendidik memegang akses penuh pada fitur ini sedangkan peserta didik hanya dapat melihat rekapan nilai dalam bentuk grafik dan penilaian langsung.
    • Quiz, fitur ini hanya dapat dibuat oleh pendidik, sedangkan peserta didik tidak mempunyai akses untuk membuat quiz. Mereka hanya bisa mengerjakan soal quiz yang diberikan oleh pendidik. Quiz digunakan oleh pendidik untuk memberikan evaluasi online kepada peserta didik berupa pilihan ganda, isian singkat maupun soal uraian.
    • File and Links, Fitur ini berfungsi untuk mengirimkan note dengan lampiran file dan link. Biasanya file tersebut berekstensi .doc, .ppt, .xls, .pdf dan lain-lain.
    • Library, dengan fitur ini, pendidik dapat mengunggah bahan ajar seperti materi, presentasi, gambar, video, sumber referensi, dan lain-lain. Fitur ini juga berfungsi sebagai wadah untuk menampung berbagai file dan link yang dimiliki oleh pendidik maupun peserta didik.
    • Assignment, fitur ini digunakan oleh pendidik untuk memberikan tugas kepada peserta didik secara online. Kelebihan dari fitur ini yaitu dilengkapi dengan waktu deadline, fitur attach file yang memungkinkan peserta didik untuk mengirimkan tugas secara langsung kepada pendidik dalam bentuk file document (pdf, doc, xls, ppt), dan juga tombol "Turn in" pada kiriman assignment yang berfungsi menandai bahwa peserta didik telah menyelesaikan tugas mereka.
    • Award Badge, Untuk memberikan suatu penghargaan kepada peserta didik atau grup.
    • Parent Code, dengan fitur ini, orang tua peserta didik dapat memantau aktifitas belajar yang dilakukan anak-anak mereka.
  • Sebagai media kolaborasi, Edmodo membagi group/kelas/komunitas pembelajaran dengan menggunakan kode tertentu, dimana setiap user bisa bergabung dengan menggunakan kode akses tersebut. Melalui program ini, seorang pendidik dapat membuat kelas atau grup di mana nanti peserta didiknya dapat mendaftarkan diri sebagai peserta dalam kelas tersebut sehingga dapat berinteraksi dan melakukan proses belajar mengajar melalui akun ini. Tentu untuk dapat masuk ke program Edmodo ini, masing-masing pendidik maupun peserta didik harus membuat akun, dan syarat untuk membuat akun adalah memiliki e-mail. Edmodo juga memberi hak akses orang tua dan peserta didik atas sebuah kelas/course. Hal ini memberi kesempatan kepada orang tua untuk memantau perkembangan anaknya pada group/course tertentu (M. Batsila, 2014).

    Penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan aplikasi Edmodo di dalam proses pembelajaran menyatakan bahwa Edmodo dapat menyebabkan peserta didik lebih berpartisipasi dalam pembelajaran dan merupakan alat yang produktif yang memungkinkan peserta didik untuk mudah berinteraksi dalam dunia pendidikan (Gushiken, 2013). Edmodo ini layak digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif terhadap minat dan hasil belajar peserta didik (Hikmah, 2017). Pengalaman belajar hendaknya diintegrasikan dengan kecakapan hidup (life skill) yang memberikan bekal kepada peserta didik dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek kedalam kecakapan hidup adalah menyisipkan keterampilan hidup pada media pembelajaran pembelajaran (Wicaksana, E.J, Maridi., 2017). Model pembelajaran yang dapat mengakomodir hal tersebut adalah Problem Based Learning. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning membuat peserta didik menjadi lebih efektif dalam memahami materi, menantang kemampuan peserta didik, serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik (Suparya, 2020). Adapun langkah-langkah dari pendekatan PBL (Rahmadani & Anugraheni, 2017) yaitu:

    • Orientasi peserta didik pada masalah
    • Membimbing pengalaman individual atau kelompok
    • Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai.
    • Melaksanakan eksperimen untuk memecahkan masalah
    • Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
  • Adapun Landasan teori dari PBL adalah kolaborativisme, merupakan suatu perspektif bahwa peserta didik akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua yang dimilikinya sehingga proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya social dan individual (Sudarman, 2007). Dalam menerapkan pendekatan PBL sumber belajar tidak hanya diambil dari satu sumber belajar saja, dan pendekatan PBL mengutamakan belajar mandiri (peserta didik aktif), solusi yang didapatkan peserta didik dikomunikasikan di depan kelas (Anugraheni, 2018).

    Tujuan Problem Based Learning adalah menghasilkan salah satu keterampilan yang diharapkan oleh pendidik dapat melatih peserta didik untuk aktif berdiskusi dan berpikir secara sistematis. Masalah sering dihadapi berupa kasus nyata ataupun telaah kasus yang digunakan sebagai stimulus dalam pembelajaran tersebut menuntut peserta didik untuk aktif berbagi mengenai informasi yang diberikan, hal itu bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan yang baru kaitanya dengan apa yang sedang dipelajarinya.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
  • LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun