Mohon tunggu...
Puisi

Cinta dan Doaku untuk Ibu

21 Oktober 2018   07:02 Diperbarui: 22 Oktober 2018   07:06 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah disuatu masa kita begitu dekat menyatuh dalam suatu raga dan merasakan detak yang sama.

Bertahun-tahun kemudian kita semakin dekat senantiasa berbagi satu sama lain di tiap masa dengan cerita perjuanganmu ibu, Kebahagiaan dan kesedihan yang sama kita alami 

Engkau mengajarkan kepadaku tentang cinta dan kasih sayang sesama orang yang begitu tulus, Engkau mengajarkan hidup dan pengorbanan untuk membantu sama lain.

Dengan kesabaran ibu rasakan seakan tak terbatas untukku, Tiada panggilan yang berarti dan membuatmu bangga selain memanggilmu ibu..

Ibu..

Aku lebih suka memangggilmu ibu, Bukan mama, Mami, Bunda, Umi, atau sebetuan lain yang bermakna sama. Kata ibu yang lebih mulia dan mempunyai makna yang lebih d bandingkan yang lainya, Bagiku ibu adalah sosok malaikat yang bercahaya yang begitu yang menjagaku begitu tulus dan penuh perjuangan. Ibu adalah panutan sekaligus sahabat terdekat di dalam hati, Yang denganya aku tidak ragu untuk bercerita dan berbagi rahasia kecil. Ibu adalah kebangaanku, Cintaku begitu tulus tidak pernah radup dan senantiasa menyinari cahaya dan kenyamanan hatiku dan saudarahku yang lain. Cahaya membuatku nyaman dan tidak merasakan kesendirian dan menjalani hidup ini .

Ibu..

Kata yang senantiasa kuucapkan adalah kata maaf bagimu ibu dan terimah kasih atas segalanya yang kau berikan kepadaku. Maaf karna begitu banyak hal-hal yang sudah tak pantas dan membuat marah dan kecewa. Namun tak ada nada marah menghakimiku seperti kuduga, Terimakasih Bu, atas semua kasih sayang, doa yang senantiasa kau panjatkan dalam setiap sholat dan sujudmu. Terimakasih atas kesabaran dan persahabatan yang tulus yang ada. Bagiku, ibu lebih dari sekedar ibu. Ibu adalah sahabat terdekat, dimana aku bisa menceritakan segala yang terjadi di hidupku tanpa aku merasa dihakimi, namun dihargai sebagai seorang sahabat dan anak.

Ibu...
Engkau begitu tegar, menghadapi semuanya. Menghapus airmata kesedihan dan tabahkan diri dengan melihat anak-anakmu yang masih kecil. " Kekuatan ibu ada pada kalian, ibu akan berusaha membahagiakan kalian semampu ibu. Ibu menderita tak apa, asal kalian bahagia" ucapmu tulus. Mungkin, dulu sewaktu aku kecil, tak mengerti apa makna kalimat itu, yang ibu ucapkan. Tapi bertahun-tahun kemudian, aku memahaminya dengan segala tindakan, kasih sayang dan pengorbanan yang senantiasa membuatku bangga. Bangga menjadi anak yang Allah takdirkan berada di samping ibu dan merasakan kasih sayang yang begitu besar. Aku tak pernah merasa kekurangan kasih sayang dan sedih karena ada ibu disampingku.

Ibu...
Tak akan kulupakan nasehatmu selalu,"Belajarlah dengan baik ufik, supaya jadi orang pintar dan bisa jadi orang sukses. Ibu akan selalu mendoakanmu, supaya bisa hidup bahagia lebih dari waktu sekarang" . Ah, Ibu seandainya ibu tahu. Tahun-tahun yang aku lewatkan bersama ibu adalah waktu yang membahagiakan, ibu tak pernah mengeluh dan memarahi dengan keras. Sebaliknya ibu mengajarkan kesabaran dan kemandirian pada anak-anaknya. Jangan mudah bergantung pada orang lain dan berusahalah sebaik mungkin, karena Allah menghargai setiap perjuangan manusia yang mau berusaha bukan meminta dan berdiam diri saja.

Ibu...
Dalam setiap detik yang kulewatkan sekarang, tak hentinya aku mengucap syukur kepada Allah. Bersyukur karena dianugerahi Allah, ibu yang baik dan penuh perjuangan. Pun, ketika banyak teman-temanku yang putus sekolah karena kesulitan biaya walau mempunyai keluarga yang utuh. Ibu tak menyerah begitu saja, terus saja mencari cara dan berjuang agar kami semua dapat merasakan pendidikan yang baik walaupun tak lagi mempun. "Kalian semua tidak boleh berkecil hati. Kalian harus belajar dengan sungguh-sungguh dan mengejar cita-cita dengan segenap kemampuan kalian. Kalian harus punya pendidikan yang bagus, karena ibu tak bisa memberi bekal harta, yang bisa ibu berikan tidak lain adalah ilmu yang kalian miliki". Ibu itulah penyemangat kami selama ini, penyemangat saat rasa putus asa mendera dan tak jua habis ketika banyak masalah datang. Namun, kami senantiasa mengingatnya hingga tak ingin ada kesedihan di wajah ibu. Kami hanya ingin memberikan seulas senyum kebahagiaan walaupun hanya lewat prestasi kecil yang kami ukir. Seulas senyum yang membuat kami pun bahagia, karena bisa membuat ibu bangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun