Sesungguhnya Kansuke memang lebih sering mengarang, ketika menjelaskan karakter suatu provinsi. Termasuk karakter penduduk, pemimpin, jenderal maupun benteng-bentengnya. Padahal dia tidak pernah pergi ke manapun selain provinsi asalnya sendiri di Owari dan Suruga. Wawasannya yang luas hanya diperoleh melalui banyak membaca, ditambah imajinasinya sendiri yang sangat kuat.
Sisi fiksi-drama novel ini ada pada kisah tentang ikatan batin yang aneh antara Kansuke dengan Shingen di satu pihak, dan mereka berdua dengan Putri Yuu, selir Shingen, di sisi yang lain. Relasi segitiga ini mewarnai separuh lebih isi novel, yang berakhir ketika Yuu mati dan Kansuke sendiri tewas dalam pertempuran melawan pasukan Uesugi Kenshin dari privinsi Echigo, musuh bebuyutan Kai.
Dalam pertempuran ini sang ahli strategi akhirnya salah perhitungan, dan melakukan serangan bunuh diri bersama 200 pengikutnya untuk menebus kesalahan dan melindungi posisi Shingen di pusat komando.
Catatan:
Fu Rin Ka Zan adalah 4 kaligrafi Cina yang terdapat pada bendera / umbul-umbul perang Kai di jaman Takeda Shingen, yang artinya: Angin, Hutan, Api dan Gunung. Simbol ini dipinjam dari pemikiran ahli strategi Cina, Sun Tzu, tentang karakter ideal sebuah pasukan perang sbb:
- Cepat seperti angin
- Sabar seperti hutan
- Ganas seperti api, dan
- Tak tergoyahkan seperti gunung.
Referensi:
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Sengoku_period
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Yamamoto_Kansuke_%28general%29
http://en.m.wikipedia.org/wiki/F%C5%ABrinkazan
TP | 2014
Novel Sejarah
Genre: fiksi sejarah, samurai
Penulis: Yasushi Inoue, 1953
Edisi Indonesia: Mahda Books, 2010
344 halaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H