Tendean Disiksa dan Jadi Korban Keganasan G30S
Saat di berada dikawasan Lubang Buaya, barulah diketahui bahwa mereka salah nenculik orang. Kejadian salah tangkap memicu kemarahan, yang membuat kelompok penculik menyiksa piiere tandean, hingga menembak mati dirinya, kemudian dikubur satu lubang dengan enam korban lainnya.
Kekejaman yang dilakukan oleh sekolompak penculik yang dimpimpin oleh Letkol. Untung Syamsuri, telah merenggut nyawa tujuh perwira tinggi meliter Indonesia. Bila kita lihat rekaman video dan beberapa foto terkait pengambilan jenazah para korban, sungguh perlakuan tersebut sangat tidak manusiawi.
Bayangkan saja didalam sebuah semur tua, ketujuh korban di masukkan, bahkan ada sebagaian pendapat yang menjelaskan diantara korban tersebut ada yang masih dalam keadaan hidup di masukan.
Pierre Tendean, pergi untuk selama-lamanya sebagai seorang kasatria yang setia kepada atasan, meskipun maut didepan matanya dia tak pernah gentar. Beliau pergia dalam usia yang sangat muda 26 tahun, tanpa sempat mewariskan ketampanan dan kecerdasanya, karena saat itu beliau belum menikah.
Namun meskipun beliau tidak memiliki anak biologis, penulis menyakini bahwa saat ini  begitu banyak perwira menjadi anak idiologisnya yang mewarisi loyalitas, keberanian dan semangat juangnya. Kepergiannya yang tidak wajar akan selalu diingat oleh keluarga besarnya, bahkan bangsa Indonesia.
Banda Aceh, 28 September 2020
Moehib Aifa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H