Jakarta merupakan kota impian hampir semua kalangan anak bangsa, apa lagi bagi kami orang pedalaman. Mendengar kata Jakarta saja sudah berbagai hayalan bermain di alam pikiran kami.
Gedung pencakar langit yang megah, mobil mewah yang lalu lalang dijalan layang, tempat para artis berkumpul, dan tempat tinggal orang terhormat sekelas pembesar negeri ini, yang sangat menjunjung tinggi khastanya.
Namun hayalan kami seperti itu, tiba-tiba hilang di pikiran kami, saat kedatangan virus asal wuhan itu, telah membuat kami berpikir lain tentang Jakarta. Tentang kota kematian, akibat penyebaran covid.
Gairah kami tiba-tiba hilang, ketika mengingat tentang penyebaran visus corona yang semakin menggila di Jakarta. Menghentikan keinginan kami untuk mengepakkan sayap di Jakarta, seketika itu juga, takut akan terserang penyakit mematikan tersebut.
*****
Memang, tidak mudah memutuskan mata rantai virus tersebut untuk sekelas kota Jakarta, butuh ekstra tenaga dan kesadaran semua penghuni kota, agar dapat menekan lajunya penyebaran virus covid-19.
Dengan terjadinya peningkatan angka kesakitan akibat covid-19, membuat rumah sakit di daerah Jakarta di sesejaki oleh pasien covid-19. Tenaga medispun mulai keawalahan untuk merawat pasiennya.
Apa lagi harus memakai baju hazmat dalam waktu yang lama, sangat pengap dan panas, bisa-bisa kekurangan cairan dan oksigen saat mereka bekerja.
Pemerintah berencana akan meberlakukan kembali penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid II. Sebagaimana kebijakan tersebut pernah diberlakukan saat pertama kalinya virus tersebut masuk ke Indonesia.
Awalnya memang sangat memungkin untuk mencegah penularan penyakit tersebut dengan berdiam diri di rumah. Namun sekarang sudah saat susah diatasi, apa lagi seluruh daerah di Indonesia telah terjadi transmisi lokal (penularan sudah terjadi sesama anggota masyarakat).Â