gedung pencakar langit
serta anak-anak jalanan yang masih terusik dari tidur malamnya
duhai wajah teduh berambut mati
letih kusimpan rindu di antara lipatan kulit ular
mendedah cangkul saat
kerutan wajah mulai tampak pada kaca
sisa-sisa kenangan
guratan masa lalu sebelum semburat senja
senandung diri di halaman
pada hari sebelum senja itu
meringkuk memasuki pintu malam berbintang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!