Konsep atau praktik baik yang telah dilakukan pada modul  lain yaitu penerapan konsep paradigma berpikir "Among " . Dengan keterampilan coaching yang dimiliki oleh pendidik akan dapat menuntun segala kekuatan kodrat (potensi ) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manuasia maupun anggota masyarakat. Konsep keterampilan coaching sangat diperlukan dalam mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Dengan  keterampilan coaching, guru yang berperan sebagai coach dapat mendorong rekan guru di sekolahnya untuk mengembangkan potensi dalam bagaimana memahami kebutuhan belajar murid , kesiapan belajar, minat murid dan profil belajar murid serta mengali potensi guru untuk mengembangkan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Sebagai pemimpin pembelajaran, Salah satu cara dalam mengembangkan suasana positif dalam kelas adalah dengan menerapkan pembelajaran sosial emosional. Dalam pembelajaran sosial emosional terdapat teknik STOP dan mindfulness dapat menciptakan suasana kelas menjadi lebih kondusif. Saat melakukan coaching pun, coach dapat melakukan teknik mindfulness selama proses coaching , coach hadir sepenuhnya dalam semua sesi tersebut. Keterampilan sosial dan emosional juga diperlukan saat guru sebagai coach dalam memberikan coaching atau supervisi, karena dengan memiliki kesadaran diri, managemen diri, keterampilan berelasi, kesadaran sosial dan membuat keputusan yang bertanggung jawab akan dapat membangun hubungan yang baik serta positif sehingga tujuan dari coaching dapat tercapai.
- Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.
     Dalam memprelajari coaching untuk supervise akademik, banyak sumber yang bisa digunakan di luar modul, yakni : Media online ( youtube.com), Fasilitator, Pengajar Praktik, Praktik baik dengan teman CGP serta rekan guru di sekolah.
KESIMPULAN :
     Supervisi akademik dengan pendekatan coaching yang akan dapat membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya dalam melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dengan melaksanakan pendekatan coaching melalui alur TIRTA dan RASA dengan mengedepankan prinsip kemitraan, percakapan kreatif dan memaksimalkan potensi. Untuk dapat bersikap netral seorang coach perlu melakukan pendekatan relasional, harus mampu memanagemen diri dan baik coach maupun coachee mampu mengembangkan keterampilan sosial emosional. Diperlukan juga suatu pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir memberdayakan agar pengembangan diri dapat berjalan bserkelanjutan dan berarah. Dengan pengembangan kompetensi pemimpin pembelajaran yang merupakan tujuan dari coaching akan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada murid sehingga dapat mewujudkan student wellbeing.Â
Demikian, koneksi antar materi modul 2.3 . Coaching Untuk Supervisi Akademik.
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI