KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3Â
COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIKÂ
Â
Oleh : Modesta Elia Nawangsih
       CGP -- Angkatan 9
       Barito Selatan
Â
Â
Â
Â
      Coaching merupakan pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya  membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Inti dari coaching adalah memberdayakan orang dengan memfasilitasi pembelajran diri, pertumbugan pribadi, dan perbaikan kinerja ( Kaswan, 2012 )
     Menurut Internasional Coaching Federation, Coaching sebagai bentuk kemitraan dengan klien dalam proses pemikiran yang memprovokasi dan kreatif dalam menginspirasi mereka untuk memaksimalkan potensi pribadi dan professional mereka.
     Menurut KBBI, Caoching adalah pendampingan. Coaching adalah proses pendampingan atau percakapan yang memiliki makna untuk mendorong atau memprovokasi pemikiran dan ide kreatif untuk memaksimalkan potensi baik individu maupun professional menuju tujuan yang diinginkan.
    Didalam pendidikan pendekatan coaching dalam supervise akademik  memberikan alat dan keterampilan kepada individu untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan mereka sendiri. Supervisi akademik memberikan dukungan kepada tenaga pengajar untuk mejadi lebih efektif dalam pengajaran mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan  serta menemukan potensi siswa, hal ini seturut dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara.
    Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu 'menuntun" tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Oleh sebab itu keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik dalam mendorong tumbuhnya kompetensi sebagai pemimpin pembelajar yang bermuara untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Refleksi Pembelajaran Modul 2.3
- Refleksi Pembelajaran Coaching untuk Supervisi Akademik dalam peran saya sebagai coach di sekolah.
Dalam Pembelajaran modul 2.3, Peran saya sebagai coach di sekolah, pada modul 2.2 CGP melakukan coach dalam  In House Training kepada rekan sejawat yang dilanjutkan dengan menberikan pengimbasan praktik baik untuk meningkatkan Keterampilan Sosial dan Emosional rekan guru di sekolah. Dalam mewujudkan pembelajaran yang bepihak pada anak, diperlukan pengembangan strategi pembelajaran dan keterampilan mengajar, di sini peran saya sebagai coach membantu rekan guru untuk mengembangkan strategi tersebut. Kompetensi murid yang hendak dicapai bukan hanya mencakup pencapaian akademis saja, tetapi juga perkembangan sosial dan emosional. Keterampilan coaching yang sudah saya pelajari memungkinkan untuk membantu pemimpin pembelajar menerapkan pembelajaran berdiferensiasi  dan meningkatkan keterampilan sosial emosional murid. Sehingga tercipta lingkungan kelas yang mendukung perkembangan siswa untuk menemukan potensi, bakat serta minat siswa.
- Keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajarÂ
Keterampilan coaching sangat terkait dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan pemberian coaching yang berpegang pada paradigma coaching dan prinsip coaching untuk supervisi akademik akan dapat mendorong pemimpin pembelajar an untuk selalu melakukan evaluasi dan refleksi serta menemukan solusi atau ide-ide baru dalam pembelajaran sehingga pemimpin pembelajar mampu menemukan potensi positif dalam dirinya maupun potensi klain di sekelilingnya. Suatu perubahan  positif yang muncul atas inisiatif atau refleksi akan bertahan lama serta berjangka panjang dan memberikan kesan mendalam ketika berhasil diterapkan. Kemampuan coaching guru sebagai pemimpin pembelajaran juga harus selalu di asah serta ditingkatkan untuk supervisi akademik yang dilakukannya.
PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR
- Pengalaman/ materi pembelajaran yang baru saja saja diperoleh
     Coaching untuk supervisi akademik bagi saya bukan merupakan hal yang baru. Karena saya sudah beberapa kali di coaching ( menjadi coachee) oleh pengawas atau pimpinan sekolah dan pernah juga menjadi coach untuk rekan guru lain. Tetapi untuk pemahaman coaching yang saya pahami selama ini ternyata berbeda dengan yang saya pelajari pada modul 2.3.
    Saat dulu akan diadakan coaching untuk supervisi akademik, tidak pernah ada kegiatan pra observasi hanya ada penilaian untuk kelengkapan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran ( RPP ). Coaching dilakukan hanya mengamati kegiatan pembelajaran kemudian pengamat mengisi instrumen supervisi yang sudah dipersiapkan, setelah kegiatan supervisi ada pertemuan untuk pelaksanaan penilaian berdasarkan hasil pengamatan yang disampaikan kepada coachee serta tindak lanjutnya atas hasil pengamatan. Tindak lanjut diberikan oleh coach yang berupa saran atau masukan untuk perbaikan pembelajaran.
     Setelah Pembelajaran Modul 2.3 . Saya baru memahami bahwa Coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, di mana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee ( Grant, 1999)
     Ada tiga prinsip coaching yaitu, asas kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi . Kompetensi inti yang harus dimiliki seorang coach, yaitu ; kehadiran penuh (presence ), mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot.  Pelaksanaan coaching menggunakan alur TIRTA ( Tujuan, Identifikasi, Rencana dan Tanggung Jawab )
    Supervisi akademik adalah upaya membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan ini berarti supervisi  akademik itu bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, Melainkan membantu guru untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya. ada tiga tahap dalam melakukan supervisi, yaitu : pra observasi, observasi dan pasca observasi.
- Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar
    Pada saat memulai modul 2.3, saat mempelajari dari Mulai Diri dan Eksplorasi Konsep saya masih merasa kebingungan akan paradigma Coaching. Tetapi setelah mengikuti serta mempraktikkan di dalam tugas Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual saya mulai memahami dan ingin sekali untuk terus mengembangkan kompetensi saya terutama dalam membuat pertanyaan berbobot.
    Dalam melakukan praktik coaching dalam ruang kolaborasi dan demontrasi kontekstual yang dilakukan berkolaborasi dengan rekan CGP yang lain saya sangat antusias serta gembira menjalaninya, banyak pengalaman baru yang saya dapatkan dari rekan sesama CGP dalam mengembangkan keterampilan caoaching saya.
- Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
      Hal yang sudah baik dalam diri saya, yaitu dalam proses belajar Coaching Dalam Supervisi Akademik ini saya melakukan praktik dalam Ruang kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual dan Aksi Nyata, hal sudah baik dalam proses belajar terkait kompetensi sebagai Coach saya sudah melakukan untuk kompetensi kehadiran penuh/ Presence dan menjadi pendengar yang baik serta dalam proses praktik coaching tealah menggunakan alur TIRTA. Dalam mempraktikan coaching bersama rekan CGP telah terjalin kerjasama dan kolaborasi yang baik sebagai coach, coachee dan observer secara bergantian.
- Yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
      Yang perlu saya perbaiki,  yaitu dalam proses belajar Coaching Untuk Supervisi Akademik ini saya melakukan praktik dalam Ruang kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual dan Aksi Nyata, saya masih perlu meningkatkan dalam membuat pertanyaan berbobot, sehingga dapat membantu coachee untuk menemukan ide-ide baru serta solusi dari permasalahannya. Serta dalam melakukan proses praktik coaching dengan rekan guru di sekolah harus bisa bersikap netral, tidak berasumsi dan tidak melakukan judgement
- Keterkaitan terhadap kompetensi terhadap kematangan pribadi
      Pada pembelajaran modul 2.3, CGP memahami serta menerapkan bagaimana menjadi coach yang baik serta membawa dampak perubahan. Dalam memberikan coaching , guru yang berperan sebagai coach harus mempunyai kemampuan managemen diri sehingga dapat bersikap netral serta dapat mengarahkan coachee untuk menemukan solusi atas permasalahannya. Dalam memberikan coaching menggunakan alur TIRTA yang mendengarkan dengan RASA, tanpa mendominasi atau memberi solusi tetapi lebih menggali potensi yang dimiliki oleh coachee.
Â
ANALISIS UNTUK IMPLEMENTASI DALAM KONTEKS CGP
- Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh
Pertanyaan yang muncul dalam pembelajaran Modul 2.3.
Bagaimana seorang supervisor dapat membantu rekan guru yang di supervisi tanpa ada penilaian yang menjugment, bisa netral serta objektif. Karena supervisor berhubungan setiap hari dalam pekerjaan dan sudah mengetahui bagaimana ritme kerja rekan guru yang di supervisi ?
- Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan ( insight) baru
      Dari materi mengenai coaching untuk supervisi akademik ini serta melalui praktik coaching yang telah dilakukan dan menilik juga pengalaman masa lalu mengenai pelaksanaan coaching ini, menjadi seorang coach diperlukan penguasaan kompetensi sosial dan emosional tidak hanya aspek kognitif saja, dengan menguasai kompetensi tersebut maka supervisi akademik yang dilakukan oleh supervisor dengan teknik coaching akan meningkatkan kinerja guru dan performa guru dalam melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid.
     Dalam melakukan coaching, bukan hal yang mudah untuk netral, tidak berasumsi dan  tidak melakukan judgement. Maka perlu kemampuan coach dalam managemen diri serta keterampilan berelasi
     Menurut artikel dari TaWorks mengenai sebuah pendekatan relasional . Terdapat dua diagram yang menjelaskan bagaimana pendekatan relasional  dapat membantu seorang coach bersikap netral
       Dalam ilusrasi gambar di atas , Below The Line mengacu pada elemen di mana yang bersifat sebuah pengabaian. Sedangakan Above The Line mengacu pada sebuah proses pembenahan berkelanjutan dan dilakukan dengan kesepakatan, hubungan yang baik serta media yang mendukung. Yang akan dibahas dalam tuliasan ini adalah bagaimana seorang coach menjadi seorang Above The Line bisa menjadi bersikap netral saat menggerakkan sudut pandang kita, menjadi seorang coach yang mempunyai harapan, optimis, berfokus pada solusi yang coachee sampaikan, tanggung jawab, cinta kasih, kesepakatan dll. Untuk menjadi coach yang baik dan bisa bersikap netral perlu melakukan latihan yang kontinu.
( sumber : https://www.pointsofyou.id/above-the-line-coach-sebuah-seni-usaha-bersikap-netral-dalam-coaching/)
- Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP ( baik tingkat sekolah maupun daerah)
     Tantangan terberatnya adalah menerapkan pemahaman tentang coaching dalam supervisi akademik baik di lingkungan sekolah . Selama ini supervisi dianggap sebagai hal menakutkan karena guru karena masih beranggapan bahwa pelaksanaan supervisi hanya mencari kekurangan yang terjadin saat pembelajaran hal ini akan membuat guru merasa terbebani untuk melakukan hal terbaik saat dilakukan supervisi. Hakikat supervisi seharusnya meningkatkan kinerja guru serta menggali kompetensi yang dimiliki oleh guru di lingkungan sekolah sehingga meningkatkan kinerja dan performa guru yang akan membawa dampak pembelajaran yang berpihak bagi murid.
- Memunculkan Alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi
    Solusi terhadap tantangan, yaitu  berbagi praktik baik mengenai coaching kepada rekan sejawat, melakukan sosialisasi mengenai hakikat supervisi akademik yang meningkatkan performa guru, berkolaborasi dengan pihak sekolah yakni kepala sekolah dan rekan sejawat untuk melakukan coaching secara berkala sesuai dengan jadwal yang sudah di tentukan, bersama dengan rekan guru di dalam komunitas belajar untuk bersama-sama melakukan refleksi diri dan berlatih melakukan praktik coaching sesuai alur TIRTA serta RASA dengan mengedepankan prinsip  coaching dalam penerapannya.
MEMBUAT KETERHUBUNGAN
Indikator, refleksi yang CGP buat memunculkan koneksi dari pembelajarannya dengan poin-poin berikut:
- Pengalaman masa lalu
      Pengalaman saya dalam supervisi ini, saya pernah di supervisi pengawas dan kepala sekolah. Kegiatan supervisi yang dilaksanakan tanpa ada tahapan pra observasi sehingga pada saat di observasi di kelas saya merasa kurang siap dengan kemampuan saya sendiri. Setelah kegiatan supervisi ini diberikan umpan balik mengenai kelebihan dan kekurangan yang masih harus saya perbaiki atas saran atau masukan dari pengawas atau kepala sekolah sebagai coach.
- Penerapan di masa mendatang
     Harapan saya pada penerapan di masa mendatang , setelah memahami bagaimana melakukan coaching yang baik yaitu dengan mengedepankan prinsip kemitaraan, proses kreatif dan meningkatkan potensi. Coach harus menggali coachee agar dapat membantu meningkatkan performanya. Saya akan menerapkan ketrampilan yang saya miliki serta membagikan kepada rekan guru  untuk mendorong bertumbuhnya kompetensi akademik rekan guru demi  terciptanya pembelajaran di sekolah yang menyenangkan dan berpihak pada murid yang pada akhirnya akan tercipta kondisi  well being di sekolah
- Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
     Konsep atau praktik baik yang telah dilakukan pada modul  lain yaitu penerapan konsep paradigma berpikir "Among " . Dengan keterampilan coaching yang dimiliki oleh pendidik akan dapat menuntun segala kekuatan kodrat (potensi ) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manuasia maupun anggota masyarakat. Konsep keterampilan coaching sangat diperlukan dalam mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Dengan  keterampilan coaching, guru yang berperan sebagai coach dapat mendorong rekan guru di sekolahnya untuk mengembangkan potensi dalam bagaimana memahami kebutuhan belajar murid , kesiapan belajar, minat murid dan profil belajar murid serta mengali potensi guru untuk mengembangkan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Sebagai pemimpin pembelajaran, Salah satu cara dalam mengembangkan suasana positif dalam kelas adalah dengan menerapkan pembelajaran sosial emosional. Dalam pembelajaran sosial emosional terdapat teknik STOP dan mindfulness dapat menciptakan suasana kelas menjadi lebih kondusif. Saat melakukan coaching pun, coach dapat melakukan teknik mindfulness selama proses coaching , coach hadir sepenuhnya dalam semua sesi tersebut. Keterampilan sosial dan emosional juga diperlukan saat guru sebagai coach dalam memberikan coaching atau supervisi, karena dengan memiliki kesadaran diri, managemen diri, keterampilan berelasi, kesadaran sosial dan membuat keputusan yang bertanggung jawab akan dapat membangun hubungan yang baik serta positif sehingga tujuan dari coaching dapat tercapai.
- Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.
     Dalam memprelajari coaching untuk supervise akademik, banyak sumber yang bisa digunakan di luar modul, yakni : Media online ( youtube.com), Fasilitator, Pengajar Praktik, Praktik baik dengan teman CGP serta rekan guru di sekolah.
KESIMPULAN :
     Supervisi akademik dengan pendekatan coaching yang akan dapat membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya dalam melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dengan melaksanakan pendekatan coaching melalui alur TIRTA dan RASA dengan mengedepankan prinsip kemitraan, percakapan kreatif dan memaksimalkan potensi. Untuk dapat bersikap netral seorang coach perlu melakukan pendekatan relasional, harus mampu memanagemen diri dan baik coach maupun coachee mampu mengembangkan keterampilan sosial emosional. Diperlukan juga suatu pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir memberdayakan agar pengembangan diri dapat berjalan bserkelanjutan dan berarah. Dengan pengembangan kompetensi pemimpin pembelajaran yang merupakan tujuan dari coaching akan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada murid sehingga dapat mewujudkan student wellbeing.Â
Demikian, koneksi antar materi modul 2.3 . Coaching Untuk Supervisi Akademik.
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI