Mohon tunggu...
MODESTA ELIA
MODESTA ELIA Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

5 November 2023   23:05 Diperbarui: 5 November 2023   23:15 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan.

        Menurut Carol Ann Tomlinson  Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas, untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa.

       Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.

Kaitan pembelajaran modul 2.1 dengan modul lain sebelumnya dalam program pendidikan guru pengerak.

Pembelajaran berdiferensiasi sejalan dengan pendapat Ki Hajar Dewantara bahwa: "Maksud pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat." Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan itu adalah "tuntunan" dalam hidup dan tumbuhnya anak-anak agar mereka hidup dan tumbuh menurut menurut kodratnya sendiri. Karena pada hakikatnya setiap anak itu memiliki keunikan tersendiri. Selain itu, anak-anak juga memiliki minat dan bakat tersendiri. Sehingga sebagai seorang pendidik kita berkewajiban untuk menuntun anak didik agar tumbuh sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi kita dapat memberikan pembelajaran yang menuntun segala kodrat pada anak untuk mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Nilai guru penggerak mempunyai peranan yang penting untuk dapat mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi yang inovatif, kolaboratif serta berpihak pada murid dengan memberikan pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan peserta didik. Peran Guru Penggerak dalam Pembelajaran berdiferensiasi, guru diharapkan mampu menjadi pemimpin pembelajar, dengan memperhatikan segenap aspek pembelajaran yang mendukung tumbuh-kembang peserta didik. Mewujudkan kepemimpinan murid, yaitu dengan membantu para murid untuk mandiri dalam belajar,  diharapakan murid akan senang untuk belajar sehingga motivasi belajar murid akan terbentuk . Peran guru penggerak dalam berkolabasi dan menjadi coach bagi guru lain dalam pelaksanaan  pembelajaran berdiferensasi di komunitas sekolah akan dapat mendorong ruang diskusi positif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran serta melakukan langkah refleksi bersama. Dengan kolaborasi serta kerjasama dalam komunitas sekolah akan tercipta lingkungan belajar yang kondusif, aman dan nyaman  sehingga akan mendukung visi dan misi sekolah yang sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila. Penerapan budaya positif disekolah juga mempunyai peranan yang penting, karena dengan penanaman budaya positif, motivasi intrinsik murid serta seluruh anggota komunitas sekolah terbentuk dengan baik sehingga tujuan dari pelaksanaan pembelajaran diferensiasi yang kita harapkan dapat tercapai dengan optimal.  

Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?

          Sebelum mengikuti Pendidikan calon guru penggerak dan mempelajari modul 2.1 mengenai pemenuhan kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi. Di sekolah saya sudah mengetahui mengenai pembelajaran berdiferensiasi sejak diberlakukan kurikulum merdeka pada tahun ajaran 2023/ 2024. Saat itu terjadi miskonsepsi mengenai pembelajaran berdiferensiasi, karena para guru berpikir akan kerepotan sekali dalam satu kelas akan mengajar dengan cara yang berbeda-beda sesuai kemampuan murid dan merasa akan mengkotak-kotakkan murid tersebut dalam satu kelas.  Setelah mempelajari modul 2.1, saya memahami bahwa pembelajaran diferensiasi adalah adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid dan pembelajarannya tidak membeda-bedakan kemampuan murid, tetapi memberikan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan murid untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.

Dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, guru harus mengetahui kebutuhan belajar murid agar dapat memberikan pengalaman belajar yang tepat bagi murid. Ada tiga aspek dalam mengkategorikan kebutuhan belajar murid,yaitu : kesiapan belajar (readiness) murid, minat murid dan profil belajar murid.

  • Kesiapan belajar (readiness)

            Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat                  kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan                         dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut

  • Minat murid

           Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang                        menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.

           Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid diantaranya adalah dengan menciptakan situasi                        pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb), menciptakan                         konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid, mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari             murid, dan menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based                             learning).

  • Profil belajar murid

          Profil belajar adalah karakteristik unik setiap individu yang mempengaruhi gaya dan kebiasaannya dalam belajar, yang                                membantunya untuk bisa lebih cepat memahami konsep dan menguasai ketrampilan baru. Profil belajar mempengaruhi cara                   belajar anak.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran berdiferensiasi ini ada tiga strategi yang dapat dipilih, yaitu diferensiasi konten,diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

  • Diferensisi konten, yaitu apa yang diajarkan pada peserta didik sebagai tanggapan dari kesiapan belajar peserta didik, minat atau profil belajarnya (Visual, Auditori, Kinesttitik) atau bahkan bisa kombinasi dari ketiganya.
  • Diferensiasi proses, yaitu bagaimana peserta didik akan memaknai materi yang dipelajari baik secara mandiri atau kelompok dengan menyediakan kegiatan berjenjang. Bisa juga dilakukan dengan memberikan pertanyaan pemandu atau tantangan.
  • Diferensiasi produk, yaitu berupa tagihan yang kita harapkan dari peserta didik, dengan memberikan tantangan atau keragaman variasi serta memilih produk apa yang diminatinya.

Ada 3 aspek dalam penilaian pembelajaran diferensiasi , yaitu :

  • Assessment for learning
    Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai penilaian formatif. Sering disebut sebagai penilaian yang berkelanjutan (on-going assessment)
  • Assessment of learning
    Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif
  • Assessment as learning
    Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.

Sebelum melakukan aktivitas pembelajaran berdiferensiasi guru perlu melakukan assement  diagnostik awal kognitif maupun non kognitif sebagai dasar pemetaan murid pada proses pembelajaran . Pada aktivitas pembelajaran berdiferensiasi di kegiatan pendahuluan guru memberikan stimulus yg dapat merangsang rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi yg akan disampaikan. Selanjutnya melakukan apersepsi dan  motivasi supaya siswa selalu bersemangat terhadap aktivitas pembelajaran.  Strategi pembelajaran dapat divariasikan sesuai dengan pemetaan yang telah dilakukan. Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat.

Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

          Perubahan pemikiran terhadap pembelajaran berdiferensiasi, mendorong saya untuk mulai melakukan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan belajar murid.

Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi yang pertama saya lakukan adalah melakukan pemetaan gaya belajar murid ( visual, audio atau kinestetik ), minat murid serta melakukan assesment diagnostik awal untuk mengetahui tingkat kesesiapan belajar murid.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, pada awal pembelajaran memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran dan menggiring murid untuk memahami konsep yang ingin dikuasai murid dengan memberikan pilihan dalam memahami materi awal pembelajaran  dengan video atau praktek dalam lembar peraga yang telah disiapkan (diferensiasi konten ), kemudian murid bekerja dalam kelompok sesuai dengan tingkat kemampuan murid. Memberikan Lembar kerja peserta didik dengan skenario tugas berjenjang sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman konsep murid. ( berdasarkan assement diagnostik awal )

Pada akhir pembelajaran murid diberikan penugasan dengan hasil produk sesuai pilihan murid dalam pelaporannya.

Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?

Tantangan dalam pembelajaran diferensiasi, yaitu :

  • Dalam memetakan kebutuhan belajar murid, karena memerlukan data yang akurat, jika data pemetaan kebutuhan tersebut kurang akurat  maka tindakan pembelajaran yang telah dibuat akan kurang tepat. Diperlukan keterampilan serta kemampuan guru dalam menyusun assement diagnostik awal serta adanya kerjasama yang baik dengan antar sesama guru dan orang tua Ketika melakukan pemetaan kebutuhan belajar melalui wawancara, angket atau survey.
  • Dalam pembelajaran berdiferensiasi perlu kreatifitas guru dalam merencanakan pembelajaran, dalam hal ini guru perlu banyak belajar, berdiskusi serta melakukan evaluasi serta refleksi bersama dengan rekan guru lain.
  • Selalu mau mengupayakan untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, bersama rekan guru di sekolah belajar membuat perencanaan pembelajaran berdiferensiasi serta menerapkannya. Melakukan perbaikan  terhadap proses pembelajaran yang masih perlu ditingkatkan berdasarkan dari hasil evaluasi serta refleksi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun