Mohon tunggu...
Moch Syahid Sudrajat
Moch Syahid Sudrajat Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon

membaca dan nonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Tasawuf Al-Hallaj

3 Juni 2023   08:13 Diperbarui: 3 Juni 2023   08:16 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang agama yang dibawa oleh nabi-nabi adalah agama tauhid, yaitu dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad adalah mengajarkan untuk menyembah yang satu yaitu Allah, namun tidak berarti kita bebas meilih agama-agama itu menurut kehendak kita sendiri. Sebagai seorang yang beriman kepada Allah maka konsekuensinya harus tunduk dan patuh kepadaNya, harus mau mengerjakan apa yang diperintah dan juga sanggup meninggalkan apa yang dilarangNya. Kalau Allah mewahyukan firmanNya kepada nabi-nabi yang terdahulu maka seorang yang beriman kepada waktu itu juga harus mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dalam agamanya pada waktu itu, namun karena Allah telah menurunkan wahyu yang baru dan nabi yang baru untuk membawa agama itu yang merupakan pembaharuan dari agama yang dahulu maka berlakulah syariat yang baru itu, begitulah seterusnya sampai kepada nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad Rasulullah saw.

Sebagai seorang yang beriman kepada Allah dan berada di umat yang terakhir yaitu umat Nabi Muhammad, maka kita juga harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah melalui firmanNya dalam Al Qur'an yang dibawa oleh Nabi Muhammad yang merupakan kitab yang terakhir dari sekalian kitab-kitab yang pernah diturunkan oleh Allah.

Mengenai faham yang dibawa oleh Al Hallaj tentang ajaran kesatuan agama yang menurutnya semua agama yang ada itu benar dan orang bebas memilih suatu agama yang ada itu benar, dan orang bebas meilih suatu agama yang disukainya hal ini bertentangan dengan firman Allah dalam surat As Shof ayat 9 yang menyatakan 

"Tidaklah dilahirkan seorang anak melainkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua ibu bapaknyalah yang menjadikan Yahudi atau nasrani atau majusi" (HR. Muslim, Hamka, 1976: 101).

Dari kedua dalil tersebut di atas menunjukkan bahwa pendapat yang dikemukakan Al Hallaj adalah salah, karena pada hakikatnya agama yang harus ada didunia ini hanyalah satu tidak mungkin agama tersebut menjadi banyak. Seandainya didunia ini ada banyak agama pastilah itu merupakan sesuatu yang diperbuat oleh manusia.

Kesimpulan

Sehubungan dengan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka penulis dapat simpulkan sebagai berikut :

  • Keistimewaan Tasawuf dalam Islam ialah bahwa dengan pendekatan Tasawuf oleh para Sufi-lah maka ajaran Islam berhasil menembus ke berbagai belahan bumi, diterima dan dianut sebagai agama yang diyakini kebenarannya tanpa kekerasan dan peperangan.
  • Kontroversi ajaran ajaran Al Hallaj adalah bahwa Al Hulul, Nur Muhammad dan kesatuan segala agama, yang apabila didegar atau dibaca sepintas, apalagi oleh kaum awam tanpa pikir panjang mereka bisa menerimanya mentah- mentah, akan tetapi jika dikaji lebih mendalam maka akan tampak merupakan sebuah ajaran yang menyesatkan, karena bertentangan dengan al-Qur'an al- Sunnah.
  • Konsekwensi perspektif Al-Hallaj yang bertentangan dengan al-Qur'an dan al-Hadits itulah dia dihukum mati, walau ajarannya tetap mernarik untuk dikaji.

Saran-Saran

  • Hendaknya sebagai insan muslim sebelum memasuki atau mempelajari ilmu Tasawuf, terlebih dahulu mempelajari ilmu fiqh, ushul fiqh, tauhid, dan ilmu kalam, kemudian baru memasuki lapanag Tasawuf agar tidak sesat dalam berTuhan kepada Allah, berpedoman kepada Al Qur'an.
  • Pergunakanlah Tasawuf untuk memberisihkan diri lahir dan batin sematamata guna mencari keridhaan Allah SWT, sekaligus persiapan diri menghadapi tantangan era glogalisasi.
  • Pupuklah iman yang ada di dalam dada kita dan iringilah amal shalih yang sebanyak-banyaknya supaya dapat merasakan nikmatnya iman.
  • Daftar Pustaka

     

    Abubakar Aceh, Sejarah Sufi Dan Tasawuf, CV. Ramadhani Solo, 1989

    Abdul Halim Mahmud, Hal Ihwal Tasawuf, Terjemahan Abubakar Basymeleh, Darul Ihya Indonesia, tt.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun