Â
2. Teori Pembelajaran Sosial (Albert Bandura)
Teori ini berpendapat bahwa individu belajar melalui pengamatan dan peniruan. Anak-anak yang menyaksikan perilaku bullying mungkin meniru tindakan tersebut, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban. Bullying yang berulang dapat mengajarkan anak-anak bahwa kekerasan adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ini dapat mengarah pada perkembangan perilaku agresif dan masalah emosional, seperti kecemasan dan depresi, pada korban yang terus-menerus menerima perilaku negatif.
Â
3. Teori Identitas Sosial (Tajfel dan Turner)
Teori ini menjelaskan bagaimana individu membentuk identitas mereka berdasarkan kelompok sosial. Dalam situasi bullying, korban mungkin merasa terasing dari kelompok, yang dapat memperburuk kesehatan mental mereka. Ketika anak merasa tidak diterima, mereka dapat mengalami rendah diri dan isolasi, yang berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Â
4. Teori Stigma
Teori stigma menunjukkan bagaimana individu yang menjadi korban bullying dapat mengalami stigma sosial. Korban bullying sering kali diberi label negatif dan dieksklusi dari interaksi sosial, sehingga menciptakan perasaan terasing dan rendah diri. Stigma ini dapat menghasilkan tekanan psikologis yang signifikan, mempengaruhi kesehatan mental dan emosional anak dalam jangka panjang.
Â
5. Teori Resiliensi