"Saya usul baginda, di utara  kota raja ini ada kampung, kampungnya sih ngga besar, tapi disitu banyak kuliner yang enak, tempatnya asri".
Singkat cerita seperti di kisahkan Ki Dalang, Petruk setuju dengan solusi yang ditawarkan Togog dan Mbilung. Togok kemudian menghubungi si tukang demo. Tukang demo sepakat ketemu Raja Petruk dan timnya di tempat dan waktu yang sudah di tentukan.
Saat dihubungi, si tukang demo sebetulnya sudah faham bahwa Baginda Raja Petruk ingin berdamai, tapi dalam benaknya ia bergumam, "Ayo baginda, kejarlah daku, kau kutangkap".
Tiba saat pertemuan yang di janjikan, Togog sebagai punakawan yang di percaya Petruk mengambil peran. Dengan menunggangi kuda jatah dari Petruk, Togog bergegas menuju ke kampung yang tidak besar itu.
Kuda yang di tunggangi Togog, secara aturan seharusnya untuk jatah punggawa kerajaan, aturan punakawan dapat kuda sebetulnya tidak ada, namun Petruk punya kuasa, aturan bisa dinafikkan demi untuk kepentingan politik Petruk.
Di Kampung, sudah berkumpul tokoh tokoh demontran yang suka protes. Mengambil tempat yang agak tersembunyi dari sorotan publik, pertemuan berlangsung ceria, duduk saling berhadapan, tersedia juga bebagai makanan minuman diatas meja yang sudah dipesan Togog sebelumnya. Raja Petruk didampingi Togog dan Mbilung serta punokawan kepercayaan lainnya.
"Maaf baginda, sebetulnya apa maksud dan tujuan baginda mengundang kami, kemarinnya waktu kami aksi di Istana, paduka tidak mau menemui kami", salah satu tokoh mengawali pembicaraan.
Sebelum Petruk menjawab, Togog, sebagai inisiator memberikan penjelasan.
"Jadi begini, baginda raja, ingin silaturrahmi, selanjutnya ingin bekerjasama dalam membangun Amartapura". ujar Togog.
Setelah terjadi obrolan ngalor ngidul antara Baginda Raja Kantong Bolong, Togog dan Mbilung dengan rombongan tokoh aksi, Petruk sebagai raja Amartapura, Â ingin menunjukkan sikap bijaknya dihadapan para tokoh muda ahli kritik yang hadir.
"Sebetulnya saya ngga ada maksud jelek kepada kalian, malah saya ingin mengucapkan terimakasih karena kalian  telah mengingatkan saya, kritik kalian adalah cambuk buat saya untuk menjalankan roda pemerintahan ke depan, maka dari itu, mari kita bekerjasama membangun Amartapura. Saya kira ini hanya persoalan miss komunikasi saja", kata Petruk.