Langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mencapai indikator-indikator tersebut antara lain, sebagai berikut:
1. Perbaikan football governance
Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah pembenahan di dalam tubuh federasi. Dalam langkah ini juga termasuk seperti pembenahan sistem strata liga profesional sampai amatir, aspek-aspek mengenai pengembangan sepak bola level junior, bahkan hingga sanksi dan hukuman. Dalam hal ini, PSSI dapat belajar dari federasi-federasi negara yang sepak bolanya lebih mapan.
2. Pembenahan sistem finansial di kasta tertinggi sepak bola Indonesia
Menurut Bung Kusnaeni selaku pengamat sepak bola nasional pada intinya ‘harga’ yang terjadi pada persepakbolaan di Indonesia adalah ‘overpricing’.
Yang dimaksud di sini adalah harga tidak sebanding dengan kualitasnya. Karena pada faktanya harga-harga pemain di Indonesia terkadang tidak wajar karena terkesan terlalu memaksa.
3. Mendorong klub-klub untuk menjadi mandiri
Untuk mencapai hal ini dapat direalisasikan secara bertahap seperti peraturan Financial Fair Play (UEFA), yang secara riil baru dilaksanakan setelah 5 tahun dari awal aturan tersebut dicanangkan (2009-2014). Tujuannya adalah agar klub-klub bersiap-siap untuk menuju realisasi dari misi privatisasi tersebut.
4. Standarisasi infrastruktur/fasilitas
Riset membuktikan (De Bosscher et al. 2009), bahwa semua good performers di olahraga, memiliki standar infrastruktur olahraga yang sangat baik. Di Indonesia, lapangan sepak bola jarang sekali memiliki kontur tanah yang ideal (rata).
Dengan banyaknya lapangan sepak bola yang sesuai dengan standar internasional di Indonesia, akan berdampak positif terhadap partisipasi, yang selanjutnya akan menambah peluang lahirnya talenta-talenta muda berbakat.Â
Memang, biaya maintenance lapangan sepak bola tidaklah murah, untuk menyiasati kendala ini, pemerintah bisa memberi porsi lebih kepada pembangunan lapangan sepak bola sintetis.Â
Di Inggris, lapangan sepak bola sintetis pun sangat banyak sehingga tingkat partisipasi rakyat Inggris terhadap sepak bola meningkat rata-rata 5% setiap tahunnya.
5. Meningkatkan dan memperbanyak pelatih lokal yang berkualitas
Federasi juga dapat mengadakan program beasiswa bagi pelatih untuk mendapat pendidikan kepelatihan ke luar negeri, dan harus dalam jumlah yang signifikan (banyak). Pelatih yang berkualitas melahirkan pemain yang berkualitas.Â
Coach Timo Scheunemann dalam salah satu tulisannya pernah menyebutkan bahwa Jepang secara agresif mendidik dan mengirim pelatih-pelatih sepak bolanya ke luar negeri dalam jumlah ribuan untuk mendapatkan ilmu kepelatihan tingkat tinggi.Â