Kenyamanan lapangan serta tribun terus dibenahi hingga memenuhi standar konfederasi sepak bola Asia (AFC). Hingga akhirnya pada tahun 1992, karena hasil seleksi yang sangat ketat itulah, hanya 8 klub yang ditarik dari divisi satu JSL dan 1 klub dari divisi dua JSL yang mengikuti JFL.Â
Barulah setahun kemudian JFA resmi meluncurkan J-League sebagai kompetisi utama dalam sepak bola Jepang yang lebih profesional dan berkualitas.
Dampak dari perbaikan kualitas stadion ke tahap yang lebih mumpuni ternyata berpengaruh kepada kebangkitan suatu klub sepak bola. Kashima Antlers yang menjadi juara di J-League edisi pertama setelah mematahkan dominasi Verdy Kawasaki di awal musim adalah salah satu klub yang mendapat dampak positifnya.Â
Kesuksesan Kashima Antlers tersebut juga karena klub tersebut merupakan klub pertama di Jepang yang berhasil membangun stadion sepak bola pertama di Jepang dengan kualitas yang benar-benar mumpuni.Â
Padahal sebelumnya, Kashima Antlers ini hanyalah klub dari provinsi kecil yang hanya memiliki prestasi memenangkan divisi dua JSL pada 1986-1987.
Sementara itu, dampak dari kedatangan Arsene Wenger dan Gary Lineker pada awal 1990-an membuat ekonomi J-League yang baru terbentuk semakin meledak.Â
Hal ini pada akhirnya berdampak pada klub-klub di Liga Jepang yang mulai berpikir untuk mendatangkan pemain asing yang berkualitas yang tentunya juga diimbangi dari talenta-talenta Jepang dengan bakat yang luar biasa yang bermain di negara-negara eropa yang lebih maju sepak bolanya.Â
Perlahan-lahan, hasil dari kompetitifnya kompetisi di Jepang juga berdampak pada prestasi tim nasional mereka di kancah asia.Â
Tidak hanya di kancah asia, bahkan tim nasional Jepang pun juga mampu lolos ke Piala Dunia 1998 di Prancis meskipun tidak mampu untuk lolos ke babak 16 besar.
Setelah 18 bulan berdirinya J-League sebagai korporasi liga, sekitar 60 ribu supporter di Stadion Nasional Tokyo selalu mendukung timnas Jepang bertanding. Padahal sebelum J-League berdiri jumlah penonton kesebelasan Samurai Biru di stadion bahkan jarang menembus angka 19 ribu orang.Â
Dukungan oleh banyak orang Jepang yang mencintai J-League merupakan mimpi yang berjalan langkah pertama menuju kenyataan.Â