Mohon tunggu...
Mochammad NurHadi
Mochammad NurHadi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Saya adalah pribadi yang suka membagikan suatu makna kehidupan dalam tulisan menulis dan memberikan suatu konten positif di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Bergizi dengan Literasi

3 Desember 2024   10:34 Diperbarui: 3 Desember 2024   12:00 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2019 penulis bersama siswa MAN 1 Banyuwangi (Sumber: Jurnalis Manswangi)

Unsur kegiatan literasi juga akan meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengakses, memahami dan menggunakan berbagai informasi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Budaya membaca dan menulis dalam pembelajaran sudah lama diterapkan oleh guru. Hanya saja, implementasinya dalam pembelajaran perlu disempurnakan. Penyempurnaan dimaksud berkaitan dengan unsur dalam kegiatan literasi. Selain itu, budaya literasi diintegrasikan melalui strategi dan metode mengajar, pengelolaan kelas dan kegiatan evaluasi. 

Dalam Kurikulum 2013, budaya literasi, sebagaimana halnya pendidikan karakter, tidak menambah atau menyisip materi pelajaran yang sudah ada. Strategi integrasi budaya literasi dalam pembelajaran dimulai dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP mengakomodasi seluruh waktu pembelajaran, baik tahap pendahuluan dan kegiatan inti maupun kegiatan penutup.

Agar pembelajaran bernuansa literatif maka dalam pembelajaran diperlukan berbagai sumber dan media belajar.sumber belajar tidak hanya guru, lingkungan sekitar juga menjadi bahan/sumber belajar. Apa yang terdapat dalam ruang kelas dapat dimanfaatkan bahan dan sumber belajar. Begitu pula buku panduan, buku wajib dan buku penunjang. 

Jika tidak memadai di ruang kelas, guru dapat membawa siswa ke ruang perpustakaan atau buku itu sendiri yang di bawa ke ruang kelas. Sumber dan media belajar dapat dalam bentuk audio maupun visual. Oleh sebab itu lieterasi dikelompokkan kedalam literasi audio dan literasi visual. Strategi literasi mengandung makna meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan berbagai sumber informasi yang ada di berbagai media.

Misalnya media cetak (buku, jurnal, tabloid, surat kabar, majalah, dll). Dalam bentuk digital, strategi literasi menghendaki peserta didik dapat mengkases dan memanfaatkan media internet dan digital yang berkembang dewasa ini. 

Bentuk integrasi literasi dalam proses pembelajaran antara lain; mengamati objek media gambar/charta, mengamati lingkungan sekitar sekolah berkaitan dengan materi pelajaran, membaca sumber belajar seperti buku pelajaran, lks, buku catatan, dll., mengumpulkan informasi melalui lembaran observasi, menganalisis informasi, mendiskusikan secara kelompok, mempresentasikan hasil diskusi, bertanya dan menjawab pertanyaan. 

Menyimpulkan, menyajikan laporan diskusi secara tertulis, memajang laporan diskusi di peprustakaan sekolah berbagai media sosial.

Sebuah motivasi yang bagus dari Pramoedya Ananta Toer  "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk peradaban." Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun