Mohon tunggu...
Mochammad NurHadi
Mochammad NurHadi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Saya adalah pribadi yang suka membagikan suatu makna kehidupan dalam tulisan menulis dan memberikan suatu konten positif di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Pendidikan KH. Hasyim Asy'ari serta Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam Generasi Alpha

2 Desember 2024   22:18 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2016 penulis bersama Prof. Dr. KH. Said Aqil Sirodj, MA Ketua PBNU yang menjelaskan pendidikan islam masa depan menurut KH. Hasyim Asy'ari / dokpri

 (Ma'shum, 1998).

Belajar menurutnya merupakan ibadah untuk mencari ridha Allah, mengantarkan manusia untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Karenanya belajar harus diniatkan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai Islam. Bukan hanya untuk sekedar menghilangkan kebodohan.(Rosyid et al., 2022)

KH. Hasyim berpendapat, ketika mencari bahan ajar, khususnya dalam pendidikan Islam, sumbernya harus merujuk kepada Al-Qur'an dan Hadis. Semua ilmu bersumber dari Al-Qur'an, bahkan sebelum ada ilmu, Al-Qur'an sudah menjelaskan ilmu pengetahuan dengan pembuktian fenomena alam. Setiap bidang ilmu dirangkum dan dikaitkan dengan Al-Qur'an. Sedangkan Hadis adalah salah satu sayap keilmuan yang menjelaskan berbagai masalah dunia dan akhirat. Al Imam Syafi'i pernah mengatakan: "Barang siapa yang menggunakan dasar Hadist, maka dalilnya kuat".

Pendidikan yang saat ini berjalan adalah pendidikan yang dirasakan oleh generasi alpha yang mana mereka disini adalah generasi yang lahir setelah generasi internet atau generasi Z. Generasi Z adalah generasi yang menguasai dan tidak bisa lepas dari alat teknologi dalam sehari-hari. Dan generasi alpha adalah generasi yang selangkah lebih canggih dari generasi Z. Maka bisa dipastikan bahwa ketergantungan generasi ini terhadap teknologi jauh lebih tinggi. Oleh karena itu seorang guru di era kecanggihan teknologi ini harus dinamis terhadap perkembangan teknologi dan berkemauan untuk mempelajari berbagai teknologi yang menunjang pembelajaran dan itu tidak terlepas kaitannya dengan pendidikan islam. Dalam teknologi yang sudah maju seperti saat ini, jika mengikuti prinsip-prinsip KH. Hasyim Asy'ari yang telah dipaparkan diatas. Kecanggihan teknologi dalam mendukung pendidikan islam sudah terbukti dengan adanya banyak sekali kitab berbentuk file pdf atau semacamnya yang bisa diunduh kapanpun dan dimanapun bagi yang ingin mengaksesnya.

Ciri-ciri dari generasi ini adalah literasi digital sejak usia dini setelah generasi yang terus menerus terpapar sedikit teknologi. Mereka bisa mengakses teknologi dan ribuan bahkan jutaaninformasi dengan satu sentuhan jari, hal ini membuat generasi alfa dengan instan dan bebas proses. Selain itu, generasi Alpha juga memiliki daya pikir yang lebih kritis karena dapat dengan mudah memproses berbagai macam informasi yang berbeda dari banyaknya sumber. Oleh karena itu, generasi alfa sangat penting membutuhkan pendidikan karakter sejak dini untuk menghasilkan generasi yang bisa memanfaatkan teknologi secara optimal secara kompeten dan positif.

Dalam tahapan pelaksanaannya, KH. Hasyim Asy'ari melakukan perubahan yang sangat signifikan dalam sistem pendidikan. Menurutnya, mata pelajaran yang dipelajari dilembaga pendidikan Islam harus merupakan ilmu yang komprehensif yang meliputi materi pelajaran agama dan umum. Usaha yang dilakukannya, salah satunya dengan mengintegrasikan pengajaran agama dan umum (sains). Yang menjadi program saat ini adalah, Proyek penguatan profil pelajar Pancasila di luar jam pelajaran misalnya pelaksanaannya sebagai kegiatan kokurikuler yang menjadi ukuran dalam penguatan karakter peserta didik, jika penguatan profil pelajar Pancasila meningkat maka akan terintegrasi di semua mata pelajaran dalam kesehariannya dalam membentuk karakter peserta didik. Adapun yang membedakan antara kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya adalah munculnya kegiatan kokurikuler dan juga kegiatan projek.(Sholihah, 2023)

Seperti yang masyarakat tahu, Sekolah Islam Terpadu  (IT) berbasis pada perpaduan antara ilmu Sains dan Islam. Dalam kurikulumnya juga dicantumkan penguatan Tahfidzul Qur'an atau mapel menghafal Al Qur'an serta sisipan muatan spiritual dalam semua mata pelajaran umum. Pendidikan Tahfidzul Qur'an yang tradisional juga masih  diselenggarakan pada  TPA atau TPQ (Taman Pendidikan Al Qur'an). Tetapi seiring dengan makin sibuknya peserta didik, membuat mereka tak lagi sempat dan mau pergi ke TPA/ TPQ. Sedangkan untuk menghafal Al Qur'an secara kompleks dan khusus harus dilakukan di pondok pesantren yang mana tetapi belum mengakomodir kebutuhan mereka memperdalam ilmu sains secara bersamaan. Walaupun begitu sekolah IT mampu memberikan budaya menghafal. Al Qur'an di tengah masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan dan menghargai pendidikan akademis. Ini tidak lain adalah efek majunya teknologi yang tidak dapat dipungkiri atau dihindari dalam dunia pendidikan salah satunya yang mana dialami oleh generasi alpha yang selalu menjadi objek dalam proses belajar mengajar. Mereka selalu dituntut belajar mengikuti perubahan dan perkembangan teknologi yang ada. 

Pada tahun 2020 misalnya, saat negara kita mengalami adanya virus covid 19. Hal ini tidak membuat semangat peserta didik ataupun santri dipesantren yang mana notabennya mereka adalah generasi alpha luntur terhadap menimba ilmu pendidikan. Mereka tetap semangat dalam mengikuti perkembangan aplikasi pembelajaran seperti Google Classrom, Zoom, Googlemeeting dan lain sebagainya.

Generasi alpha dalam hal ini peserta didik yang ada dimadrasah juga menjadi tempat pendidikan yang memberikan  pendidikan dan pengajaran yang sangat menarik selain Sekolah Islam Terpadu. Madrasah berada di bawah naungan Kementerian Agama. Kategori madrasah ada beberapa yang mana sebagai berikut, lembaga Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, dan Mu'allimin,  Muallimat serya diniyah. Madrasah bukan lain adalah kata dari Arab untuk sekolah, artinya tempat belajar. Istilah madrasah ditanah Arab ditujukan untuk semua sekolah secara umum, namun di Indonesia  ditukan untuk sekolah sekolah Islam yang mata pelajaran utamanya adalah mata pelajaran agama Islam.  Lahirnya lembaga ini merupakan kelanjutan sistem di dunia pesantren yang di dalamnya terdapat unsur-unsur pokok dari suatu psantren. Sedangkan pada sistem madrasah, tidak harus ada pondok, masjid dan pengajian kitab-kitab Islam klasik.  Unsur-unsur yang diutamakan di madrasah adalah guru, siswa, perangkat keras, perangkat lunak, dan pengajaran mata pelajaran Islam. Bertitik tolak dari prinsip madrasah ini, maka pendidikan dan pengajarannya diarahkan untuk membentuk manusia pembangunan yang pancasilais yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreatifitas dan penuh tenggang rasa, dapat menyuburkan sikap demokrasi, dan dapat mengembagkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UUD 1945. Adapun beberapa ciri dari madrasah adalah: (a) Lembaga pendidikan yang mempunyai tata cara yang sama dengan sekolah; b) Mata pelajaran agama Islam di madrasah dijadiakan mata pelajaran pokok, di samping diberikan mata pelajaran umum. (Yati & Ramadhan, 2020)

Pendidikan merupakan hal yang menarik untuk diperbincangkan. Pendidikan secara umum dapat dilihat dimanapun kita berada baik di dalam keluarga, institusi-institusi pendidikan, masyarakat ataupun melalui media yang kini mulai maju yang dapat memberikan berbagai informasi lebih-lebih pada generasi alpha yang menjadi objek penelitian dalam proses implikasi pendidikan islam perspektif KH. Hasyim Asy'ari. Tidak hanya pendidikan Islam saja namun pendidikan semua agama pun diatur oleh pemerintah bahwa Pendidikan Agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Suatu tujuan akan nilai dari pendidikan perlahan-lahan pun mulai luntur.

D. Karya KH. Hasyim Asy'ari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun