Mohon tunggu...
Mochammad Mukhlis Alparizi
Mochammad Mukhlis Alparizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

......hanya menempuh separuh jalan bukan berarti salah jalan.....

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Senang Melakukan Aksi Nyata, Mahasiswa PMI UIN Sunan Kalijaga Berkontribusi Mensukseskan Kegiatan Gladhen Alit Jemparingan Sambisena Sambilegi

1 Maret 2024   18:44 Diperbarui: 1 Maret 2024   18:58 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Foto Pemain yang Siap Menembakkan Anak Panah ke Bandul Sasaran yang Tergantung/dokpri

"Jemparingan itu juga mengandung pesan bahwa apabila manusia memiliki cita-cita haruslah berkonsentrasi penuh pada tujuan agar dapat tercapai". Ucap ibu Setyati, salah satu peserta sekaligus merupakan pengurus KWT Arimbi Sambilegi Kidul.

Aturan main dalam jemparingan cukup sederhana. Pemain harus duduk dengan posisi bersila dengan jarak 30 meter dari sasaran, kemudian pemain harus menembakkan anak panah ke bandul putih yang menggantung dengan panjang kira-kira 30 centimeter. Sasaran dalam jemparingan disebut wong-wongan. 

Lalu posisi busur mendatar di hadapan perut sehingga bidikan panah mengandalkan perasaan hati pemanah. Biasanya, pemanah diberi kesempatan menembak dalam 20 rambahan (ronde) dengan empat anak panah pada setiap ronde. Poin tertinggi akan diperoleh jika anak panah menancap pada bagian merah bandul. Jemparingan hanya memiliki 2 event perlombaan saja, yaitu Gladhen Alit (latih tanding) dan Gladhen Ageng (pertandingan yang sebenarnya).

Gambar 3. Foto Pemain yang Siap Menembakkan Anak Panah ke Bandul Sasaran yang Tergantung/dokpri
Gambar 3. Foto Pemain yang Siap Menembakkan Anak Panah ke Bandul Sasaran yang Tergantung/dokpri

"Acara Gladhen Alit jemparingan ini tuh seru banget, melihat perlombaan panahan dengan nuansa tradisional. Sayang banget tidak bisa menonton sampai selesai karena lombanya sampai jam 10 malam. Semoga nanti dapat kesempatan untuk mencoba jemparingan ini". Ucap Irfan Fatawi, anggota kelompok PPM CSR Pertamina Adisucipto sebelum mengakhiri kegiatan kami menonton acara Gladhen Alit jemparingan.

Tentang Sasana Jemparingan Sambisena Sambilegi

Sasana Jemparingan Sambisena Sambilegi adalah tempat untuk berlatih dan berkompetisi dalam olahraga panahan tradisional mataram Jawa yang menggunakan busur dan anak panah yang dibuat secara tradisional. Olahraga panahan tradisional ini memiliki akar sejarah dan budaya yang kuat di Indonesia, karena berkaitan dengan kisah pewayangan, perang, dan tradisi lokal. 

Pembentukan Sasana Jemparingan Sambisena ini diawali oleh para karang taruna yang memiliki ketertarikan di bidang jemparingan. Karena ketertarikan dalam melestarikan budaya panahan tradisional itu, mereka memiliki ide untuk membuat sasana melalui kerja sama dengan CSR DPPU PT Pertamina Adisucipto. 

Tujuan CSR DPPU PT Pertamina Adisucipto melakukan fasilitasi pembuatan Sasana Jemparingan Sambisena untuk memaksimalkan potensi masyarakat yang ada di wilayah sambilegi. Harapannya dengan masuk nya program ini mampu menumbuhkembangkan hal yang positif bagi pedukuhan sambilegi. Sasana Jemparingan Sambisena Sambilegi ini sebagai wadah untuk terus dapat melestarikan budaya yang ada agar tidak termakan oleh zaman dan kedepannya dapat menjadi budaya turun temurun untuk generasi berikutnya.

Contact us

Mahasiswa PMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

@ppmcsradisucipto2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun