Mohon tunggu...
Mochammad Syuaib
Mochammad Syuaib Mohon Tunggu... Buruh - ketua komite sastra Dewan Kesenian Batanghari

pemalas yang bercita-cita menjadi kaya raya dan bijaksana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki Penggendong Luka

13 September 2024   00:01 Diperbarui: 13 September 2024   15:17 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekali waktu 

Ketika matahari telah menyelesaikan separoh dari perjalanannya 

Aku melihat lelaki penggendong luka

Melangkah patah-patah 

Dengan rindu dalam buaiannya

Tangan kanannya memegang payung 

Untuk melindungi rindunya dari gerimis yang jatuh 

Tangan kirinya mendekap luka yang masih menganga

Di persimpangan, sepasang kaki rapuhnya yang kian menua mengajaknya berhenti 

Entah menunggu seseorang atau sekedar mengingat jalan pulang 

Kesedihan yang indah 

Hatinya pun gundah 

Duka yang manis

Matanya menggerimis 

Muara Bulian, 25 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun