Kamdi kemudian jualan es di dekat pasar. Lumayan. Dari jualan es itu, Kamdi bisa menghidupi Anto. Anto sudah masuk STM.Â
"Ya, sudah kalian pulang saja kembali ke pos. Biar aku yang ke kantor polisi, " kata Pak Erte.Â
"Aku temani Pak Erte, " kata Sarkum.Â
Ya, akhirnya bapak bapak kembali ke pos ronda. Hanya Pak erte dan Sarkum yang pergi ke kepolisian untuk mencari tahu kejadian sebenarnya.Â
"Ternyata benar. Kamdi di tahan karena menyerang aparat, " jelas Pak Erte sepulang dari kepolisian kepada bapak bapak yang menunggu kabar Kamdi di pos ronda.Â
"Kok bisa? "
"Cerita nya begini. Aparat yang di serang Kamdi adalah orang yang sama yang kemarin merampas gerobak dagang Kamdi. "
"Satpol? "
"Iya. Mungkin Kamdi marah terhadap Satpol yang telah merampas gerobak dagang es nya. "
"Cuma karena gerobak? "
"Bagi Kamdi tentu bukan gerobak, tapi kehidupan. Kita semua tahu, Kamdi tak bisa makan besok kalau Kamdi hari ini tidak berdagang. Jika gerobak dagangnya diambil satpol, berarti kehidupan Kamdi besok pagi dan seterusnya ikut hilang. "