Di kampung itu, Kamdi tak lagi dipanggil ustad. Derajat Kamdi sudah naik satu tingkat. Kamdi sudah menjadi Kyai.Â
Berkat ibadah Kamdi yang tekun. Solat sunah tak pernah ditinggalkan. Kamdi sudah merasa solat sunah seperti solat wajib. Tak boleh tertinggal. Kalau solat duha hitungan nya diambil yang paling banyak. Delapan rokaat. Solat sunah rowatib juga diambil semua, baik yang muakad maupun ghoiru muakad.Â
"Bagaimana cara menggoda orang sesoleh Kamdi? " kata seekor setan kepada dirinya sendiri sambil membolak balik surat perintah yang sudah sampai di tangan nya.Â
Tak bisa digoda dengan kesenangan dunia apa pun. Hati Kamdi hanya tertuju untuk ibadah.Â
"Nyerah, Bos, " kata seekor setan kepada Sang Ketua, seekor iblis.Â
"Ya, sudah. Biar aku saja. Ilmumu masih kalah jauh, " kata Iblis.Â
Iblis tahu, jika Kamdi tak mungkin digoda dengan segala kesenangan dunia. Sama sekali tak akan mempan.Â
Setelah berpikir keras selama 24 jam full sampai lupa makan segala, akhirnya iblis menemukan cara jitu menggoda Kyai Kamdi.Â
Iblis datang ke pesantren Kyai Kamdi. Kebetulan Kyai Kamdi sudah mulai bikin pesantren. Iblis pura-pura jadi santri.Â
Iblis mengalahkan ibadah Kyai Kamdi. Kalau Kyai Kamdi puasa seminggu dua kali, maka iblis puasa Nabi Daud. Ketika Kyai Kamdi solat 4 rakaat, iblis solat 8 rakaat. Ketika Kyai Kamdi zikit 1 jam, iblis zikir 2 jam.Â
Kyai Kamdi akhirnya memanggil iblis. Kyai Kamdi tak tahu kalau salah satu santrinya ternyata iblis yang sedang menyamar.Â
"Kamu kok ibadahnya bisa mengalahkan aku, kenapa ya? " Kyai Kamdi tertarik dengan ibadah iblis yang mengalahkan nya.Â
"Karena saya ingat dosa dosa saya, Kyai. Setiap kali ingat dosa, saya menjadi semangat beribadah, " jelas iblis.Â
"Oh, begitu ya? "
" Saya selalu menyesali dosa dosa saya. "
Kyai Kamdi tak pernah melakukan dosa yang disengaja. Dan itupun dosa kecil belaka. Kyai Kamdi tentu tak ingin berbuat dosa. Kyai Kamdi tertarik untuk beribah lebih hebat lagi.Â
Tapi kenapa jalannya harus berdosa dulu? Itulah yang dipikirkan Kyai Kamdi. Tapi, santri nya bisa beribadah lebih hebat karena dosa dosa masa lalunya.Â
"Kalau aku berdosa sedikit, mungkin ibadahku bisa ngalahin santriku ini, " kata Kamdi dalam hati.Â
Dan akhirnya, Kyai Kamdi benar benar tertarik dengan jalan iblis itu.Â
"Membunuh? " usul iblis.Â
"Jangan. Terlalu besar. Yang ringan ringan saja. "
"Berzina? "
"Masih terlalu besar. "
"Kalau gitu, cukup mabok saja. Saya kira, mabok itu cuma maksiat atau dosa kecil yang akan membuat Kyai lebih rajin ibadah nantinya. "
Kali ini Kyai Kamdi mengangguk setuju. Dan ketika sudah disetujui tempat maboknya, yaitu di kota lain yang penduduknya tak ada yang kenal Kyai Kamdi, mereka berangkat berdua sore itu. Sore agak rintik oleh gerimis November. Tapi tambah romantis.Â
Mereka memesan minuman. Sedikit demi sedikit mereka berdua mabok. Iblis sih pura pura. Â Kyai Kamdi yang mabok beneran.Â
Ketika Kyai Kamdi mabok beneran itulah, Kyai Kamdi melihat dada penunggu rumah mabok. Nafsu nya bangkit. Lalu, ia ajak perempuan itu berzina di kamar yang memang sudah disediakan.Â
"Kyai Kamdi hebat, " kata perempuan itu seusai berzina.Â
Kyai Kamdi kaget alang kepalang. Tak disangka kalau perempuan itu mengenali dirinya. Kyai Kamdi panik banget.Â
Tanpa pikir panjang, perempuan itu dicekik nya hingga mati. Kemudian ditinggalkan begitu saja.Â
Besok paginya geger. Dan setelah diselidiki, ternyata, pelaku kejahatan di rumah mabok itu adalah Kyai Kamdi.Â
Dan karena kemabokannya, Kyai Kamdi telah terperosok ke dosa besar yang tak diampuni lagi.Â
Itulah minuman beralkohol. Makanya, Gondel, salah satu santri Kyai Kamdi setuju banget ada uu yang melarang peredaran minuman beralkohol di negeri ini. Dampaknya terlalu besar untuk dilupakan begitu saja.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H