Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Kamdi Merasa Gila

12 Oktober 2020   05:27 Diperbarui: 12 Oktober 2020   05:35 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gila, kamu Mdi, " kata Agus saat istirahat makan siang. 

"Kenapa? "

"Masa kamu kritik pimpinan saat rapat? Bisa bisa kamu besok dipecat. "

"Tak mungkin mereka memecat saya. "

"Kenapa? "

"Karena hari ini juga saya ngundurin diri. "

Dan besoknya, Agus nemat tak melihat wajah Kamdi lagi.  Dan seminggu kemudian, Agus melihat Kamdi berjalan menuju gedung sebelah kantor lamanya. Berarti Kamdi sudah punya kantor baru. 

"Kalau begitu, Lama-lama kamu bisa gila, Bro, " kata Nisa. Teman sekantor yang sering mencuri pandang ke arah Kamdi. Sayang, Kamdi kurang paham kode kode yang dikirim Nisa. 

"Sudah banyak yang bilang aku gila. Dan mungkin memang akan begitu, " jawab Kamdi santai. 

Sekarang Kamdi memang merasa dirinya gila. Karena Kandi merasa dirinya tak bisa menyesuaikan dengan penyimpangan penyimpangan di sekitarnya. Bagi Kamdi, penyimpangan tetap penyimpangan. Dan setiap penyimpangan harus dilawan. 

Tapi kenapa orang-orang menganggap Kamdi gila ketika Kamdi melakukan hal yang memang harus dilakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun