Dan angka tekanan darah masih juga di 180. Â Busyet. Â Benar-benar bikin sok. Â Saya minta diukur lagi, hasilnya tetap sama. Â Wadow. Â Kemudian saya diajak bicara tentang kemungkinan seseorang menderita tekanan darah tinggi meski tak punya riwayat turunan terkena penyakit tersebut. Â
Saya pun mulai menyadarinya. Â Mulai tenang. Â Tapi, Bu Dokter menyuruh untuk kembali tiduran, menyelipkan obat di bawah lidah, lalu menunggu lagi.
Ketika diukur lagi, ternyata angka itu masih bertengger di angka 180. Â Tapi, saya sudah menerima kenyataan ini. Â Diberi obat amlodifin yang 10 gram. Â Kok 10 gram? Â Ternyata sudah terlalu tinggi.
Terus, Bu Dokter bertanya, "Masih minum kopi?"
"Setiap hari."
"Merokok?"
"Sudah pensiun."
"Kalau tidak merokok, bagus. Â Sekarang bapak harus berhenti mengopi juga. Â Kopi berpengaruh pada tensi bapak."
"Apalagi?"
"Hindari garam yang terlalu banyak. Â Hindari acar. Â Hindari saus tomat. Â Hindari makanan siap saji."
Karena sudah menjadi penderita, saya manut saja kata dokter. Â Hanya saja, saya menambahkan untuk kehidupan saya adalah meminum air rebusan mentimun dan memakan mentimunnya.