Sampai pada akhirnya, pemilihan cerita fantasi tentang fakta kemacetan yang telah dikritisi dan kemampuan menemukan alternatif-alternatif, berakhir pada solusi paling memungkinkan (berpikir inovatif).Â
Rumah Belajar sebagai Sumber Belajar
Selama ini selalu muncul keluhan akan sumber belajar yang kurang dalam sebuah pembelajaran. Di era revolusi industri, kita sebagai guru memang harus terus mendorong peserta didik menggunakan internet dalam proses belajar-mengajar.
Ruang guru merupakan hasil kreativitas salah satu generasi muda negeri ini yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Hanya saja, untuk mengakses situs yang satu ini, peserta didik harus membayar. Bagaimana kalau kita mengajar di sekolah dengan peserta didik yang memiliki tingkat ekonomi kurang atau di bawah standar?
Alternatif yang tepat untuk pembelajaran dengan tanpa harus memikirkan pembayaran adalah memanfaatkan situs milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dikelola oleh Pustekom. Pustekom sudah mengembangkan sumber belajar berupa Rumah Belajar. Guru diharapkan mampu memaksimalkan pemanfaatan situs tak berbayar milik Kemdikbud ini.
Rumah belajar memiliki konten yang sangat bervariasi. Mulai dari konten materi pembelajaran hingga evaluasi pembelajaran tersedia lengkap. Dari kurikulum 2006 hingga kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013.
Bukan hanya yang berupa materi biasa. Di Rumah Belajar juga terdapat konten-konten multimedia yang akan sangat digemari oleh peserta didik milenial. Karena bentuknya yang multimedia, konten ini akan membuat semakin mudah peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Â ebagaimana ciri revolusi industri 4.0.
Di Rumah Belajar, guru bahkan dapat membuat kelas-kelas maya yang dapat diakses oleh setiap peserta didiknya di mana pun dan kapan pun mereka berada. Bahkan dapat diakses oleh siapa pun jika kelas yang dibuat oleh seorang guru merupakan kelas terbuka. Belajar menjadi semakin sangat terbuka karena tidak lagi tersekat oleh ruang-ruang kelas. Seorang peserta didik di Papua bisa belajar dengan guru di Jakarta. Â Sehingga keluhan kekurangan guru atau kualitas guru yang belum kompeten di luar Jawa dapat teratasi.Â
Penutup
Revolusi industri 4.0 adalah sebuah keniscayaan sejarah. Guru harus mampu menyesuaikan gerak langkahnya dengan gerak sejarah tersebut. Guru mengajarkan sikap kritis, kreatif, dan inovatif. Guru bahasa Indonesia dapat melakukannya dalam semua materi pengajaran. Dalam tulisan ini ditampilkan dua contoh pengajaran bahasa Indonesia.Â
Esai ini mungkin masih banyak kekurangannya. Apabila dalam tulisan ini masih banyak kekurangan, mohon untuk dikoreksi. Terima kasih.