Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen| Jendral "K"

15 Maret 2018   07:58 Diperbarui: 15 Maret 2018   09:17 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang menyebut dan memanggilnya dengan nama "Jendral K". Nama aslinya kata orang sih Karim. Terus karena dia seorang mantan tentara, maka orang-orang menambahi jendral sebelum inisial "K" dari Karim. Dia memang masih belum jelas sebagai tentara beneran atau cuma gayanya.  Orang tak peduli. Dia jenderal beneran atau cuma kopral, juga tak ada yang peduli.  Bahkan nama Karim pun terkadang ada yang mengatakan bahwa itu bukan nama sebenarnya, kami tak peduli.

Dan sampai saat ini, orang itu dipanggil dengan panggilan "Jendral K".

Jendral K menjadi tak biasa saat dia mengatakan bahwa orang-orang PKI akan bangkit. Sebetulnya, bisa dinalar, seandainya yang dimaksud oleh Jendral K adalah mereka yang berkeyakinan komunis dan manusianya memang masih hidup. PKI memang sudah pernah muncul tahun 1927 bahkan sebelum negeri ini merdeka.  Kemudian muncul lagi tahun 1948.  Mati.  Muncul lagi 1965. Mati.

Tapi Jendral K beda.

Jendral K, setelah menghilang cukup lama, sekitar 2 atau 3 minggu, kemudian ngoceh tentang kebangkitan komunis tahun depan.  Mereka sudah siap segalanya.  Mereka sudah menghimpun senjata bergudang-gudang.  Hanya tinggal menunggu komando saja.

Kami semua menjadi ketakutan.

Jendral mengatakan bahwa jumlah mereka berjuta-juta. Lebih besar dari tahun 1965, 1948, dan 1927. Pokoknya, tahun depan adalah kebangkitan PKI paling gila-gilaan.

Siapa mereka?

Inilah jawaban Jendral K yang bikin semua orang di pos ronda melongo. "Mereka bangkit dari kuburan.  Mereka semua akan bangkit membalas dendam.  Semua.  Semua orang PKI yang sudah dikubur akan ramai-ramai bangkit di tahun depan.  Betul.  Ini bukan isapan jempol.  Ini saya dapatkan dari sumber yang paling valid."

Menghirup udara.

"Mereka benar-benar bersatu. Dari angkatan yang paling tua, hingga yang paling muda. Dari para pemimpinnya, hingga yang cuma ikut-ikutan.  Semuanya. Semuanya. Dan tujuan hanya satu yaitu membalas dendam. Mereka akan merebut pemerintahan, eksekutifnya, legislatifnya, yudikatifnya.  Ya, semuanya akan mereka kuasai. 

Menghirup udara segar lagi.

"Kita harus bersiap juga.  Kita harus tebalkan iman kita.  Orang-orang beragama harus bersatu. Kita lawan komunisme. Kita selamatkan generasi masa depan.  Kita selamatkan negeri ini.  "

"Jadi mereka hantu?" tanya seorang Bapak.

"Komunisme memang selalu begitu.  Mereka selalu muncul seperti hantu. Kalau sekarang hantu beneran. Mereka betul-betul bangkit dari dalam kuburan mereka. Dan aku diberitahu melalui wangsit. Wangsit yang tidak sembarangan. Aku harus uzlah hingga dua minggu."

Orang-orang mulai pulang satu-satu. Ngantuk. Pengin tidur. Menikmati malam. Ada juga yang membangunkan istrinya. Tahu sendirilah. Serangan menjelang fajar memang lebih sering mengasikkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun