Orang-orang menyebut dan memanggilnya dengan nama "Jendral K". Nama aslinya kata orang sih Karim. Terus karena dia seorang mantan tentara, maka orang-orang menambahi jendral sebelum inisial "K" dari Karim. Dia memang masih belum jelas sebagai tentara beneran atau cuma gayanya. Â Orang tak peduli. Dia jenderal beneran atau cuma kopral, juga tak ada yang peduli. Â Bahkan nama Karim pun terkadang ada yang mengatakan bahwa itu bukan nama sebenarnya, kami tak peduli.
Dan sampai saat ini, orang itu dipanggil dengan panggilan "Jendral K".
Jendral K menjadi tak biasa saat dia mengatakan bahwa orang-orang PKI akan bangkit. Sebetulnya, bisa dinalar, seandainya yang dimaksud oleh Jendral K adalah mereka yang berkeyakinan komunis dan manusianya memang masih hidup. PKI memang sudah pernah muncul tahun 1927 bahkan sebelum negeri ini merdeka. Â Kemudian muncul lagi tahun 1948. Â Mati. Â Muncul lagi 1965. Mati.
Tapi Jendral K beda.
Jendral K, setelah menghilang cukup lama, sekitar 2 atau 3 minggu, kemudian ngoceh tentang kebangkitan komunis tahun depan. Â Mereka sudah siap segalanya. Â Mereka sudah menghimpun senjata bergudang-gudang. Â Hanya tinggal menunggu komando saja.
Kami semua menjadi ketakutan.
Jendral mengatakan bahwa jumlah mereka berjuta-juta. Lebih besar dari tahun 1965, 1948, dan 1927. Pokoknya, tahun depan adalah kebangkitan PKI paling gila-gilaan.
Siapa mereka?
Inilah jawaban Jendral K yang bikin semua orang di pos ronda melongo. "Mereka bangkit dari kuburan. Â Mereka semua akan bangkit membalas dendam. Â Semua. Â Semua orang PKI yang sudah dikubur akan ramai-ramai bangkit di tahun depan. Â Betul. Â Ini bukan isapan jempol. Â Ini saya dapatkan dari sumber yang paling valid."
Menghirup udara.
"Mereka benar-benar bersatu. Dari angkatan yang paling tua, hingga yang paling muda. Dari para pemimpinnya, hingga yang cuma ikut-ikutan. Â Semuanya. Semuanya. Dan tujuan hanya satu yaitu membalas dendam. Mereka akan merebut pemerintahan, eksekutifnya, legislatifnya, yudikatifnya. Â Ya, semuanya akan mereka kuasai.Â
Menghirup udara segar lagi.
"Kita harus bersiap juga. Â Kita harus tebalkan iman kita. Â Orang-orang beragama harus bersatu. Kita lawan komunisme. Kita selamatkan generasi masa depan. Â Kita selamatkan negeri ini. Â "
"Jadi mereka hantu?" tanya seorang Bapak.
"Komunisme memang selalu begitu. Â Mereka selalu muncul seperti hantu. Kalau sekarang hantu beneran. Mereka betul-betul bangkit dari dalam kuburan mereka. Dan aku diberitahu melalui wangsit. Wangsit yang tidak sembarangan. Aku harus uzlah hingga dua minggu."
Orang-orang mulai pulang satu-satu. Ngantuk. Pengin tidur. Menikmati malam. Ada juga yang membangunkan istrinya. Tahu sendirilah. Serangan menjelang fajar memang lebih sering mengasikkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H